kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkshire Hathaway, perusahaan Warren Buffett, gelontorkan dana jumbo buyback saham


Selasa, 10 November 2020 / 07:15 WIB
Berkshire Hathaway, perusahaan Warren Buffett, gelontorkan dana jumbo buyback saham

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett mungkin baru saja mendapatkan kesempatan besar berikutnya untuk melakukan membeli kembali saham atau buyback. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, perusahaan miliknya, Berkshire Hathaway,  telah menghabiskan US$ 16 miliar untuk melakukan buyback saham, tiga kali lipat lebih besar dari yang dihabiskan pada periode sepanjang tahun lalu.

Buyback tersebut bahkan melampaui jumlah investasi Berkshire dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kesepakatan pembiayaan Occidental Petroleum Corp pada 2019. Itu juga lebih dari jumlah yang dikeluarkan perusahaan ini membeli saham Apple Inc dalam satu tahun.

Total nilai buyback ditambah dengan investasinya di rumah dagang Jepang dan kesepakatan aset gas alam menandai pergeseran langkah Buffett dari awak pandemi dimana ia mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati dan bahkan memilih melepaskan sahamnnya pada maskapai utama Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Laba operasional perusahaan Warren Buffett, Berkshire Hathaway, tertekan pandemi

Buffett sudah lama mengharapkan bisa melakukan kesepakatan jumbo untuk menginvestasikan uangnya, namun ia gagal menemukan akuisisi besar yang menguntungkan dalam beberapa tahun terakhir.

"Dengan tidak adanya kemungkinan melakukan kesepakatan besar, buyback saham secara tiba-tiba terlihat seperti opsi yang sangat tepat," kata Cathy Sefert dari CFRA Research seperti dikutip Bloomberg, Senin (9/11).

Saat ini buybcak saham juga lebih murah. Saham Berkshire anjlok pada bulan Maret. Walaupun setelah perlahan mulai naik tetapi secara keseluruhan saham Berkshire Kelas A masih turun 7,6% sepanjang tahun ini hingga penutupan Jumat (6/11).

Laporan laba yang disampaikan Berkshire pada hari Sabtu (7/11), juga mengisyaratkan bahwa aksi buybcak tidak terhenti pada kuartal III. Penurunan jumlah saham beredar menyiratkan bahwa Buffett telah kembali melakukan buyback sekitar US$ 2,3 miliar  dari akhir September hingga 26 Oktober.

Baca Juga: Melihat kinerja perusahaan Warren Buffett, Berkshire Hathaway di tengah pandemi

Pada kuartal III 2020, laba operasi Bershire tergerus 32% akibat pukulan pandemi. Semua segmen bisnisnya melaporkan penurunan laba, kecuali operasi energinya. Namun, laba bersih mengalami lonjakan sebesar 82%  ke US$ 30,14 miliar, ditopang oleh investasinya di pasar saham yang diuntungkan dari relli pasar saham. Portofolionya di pasar saham mencapai US$ 245 miliar.

Koleksi perusahaan asuransi Berkshire membukukan kerugian underwriting pertama mereka tahun ini, didorong oleh kerugian pada kelompok asuransi utama dan reasuransi yang sama. Bisnis tersebut terpukul oleh biaya yang terkait dengan pandemi serta kerugian dari Badai Laura dan Sally dalam beberapa bulan terakhir.

Geico, perusahaan asuransi mobil perusahaan, melaporkan penurunan pendapatan underwriting sebelum pajak hampir 27%, sebagian didorong oleh program untuk memberikan kredit premium kepada konsumen karena pandemi.

Covid-19 terus menekan operasi Berkshire. Bagi perusahaan asuransi, itu berarti tidak hanya klaim yang terkait dengan pandemi, tetapi juga pelanggan yang gagal membayar premi dan biaya operasi yang lebih tinggi dengan staf yang tersebar.

Operasi seperti rel kereta api juga terkena efek pandemi.  Namun, beberapa manufaktur, jasa dan bisnis ritel mengalami peningkatan laba yang signifikan pada kuartal ketiga dari tiga bulan sebelumnya.

Baca Juga: 4 Buku ini disarankan Bill Gates untuk dibaca pada masa sekarang

Operasi Berkshire, seperti pembuat suku cadang dirgantara, Precision Castparts, harus menghentikan atau memangkas pekerja tahun ini karena virus mencengkeram bangsa. Perusahaan Buffett memperingatkan dalam laporan kuartal ketiganya bahwa beberapa bisnisnya kemungkinan harus terus direstrukturisasi.

"Beberapa bisnis kami sedang melakukan dan kemungkinan akan terus melakukan aktivitas restrukturisasi yang akan mengubah ukuran operasi mereka agar lebih sesuai dengan permintaan pelanggan yang diharapkan," kata Berkshire dalam laporan keuangannya.

Selanjutnya: Reksadana jadi pilihan investasi Ezra Nazula di kala pandemi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×