Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menilai, diantara tiga perusahaan BUMN, PGE dinilai cukup potensial untuk menjadi induk dari holding BUMN panas bumi. Mengingat, PGE sendiring merupakan subholding dari renewable energy Pertamina.
"Dukungan pembiayaan, kapasitas teknologi, serta akses ke segmen market pembeli juga bisa menjadi pertimbangan (PGE sebagai induk holding)," kata Toto kepada Kontan, Jumat (12/3).
Adapun manfaat holding BUMN panas bumi dianggap cukup positif ke depan. Apalagi, Indonesia nantinya akan mengalihkan penggunaan energi nasional ke arah yang lebih ramah lingkungan atau green energy.
Toto juga mengingatkan, kalau investasi di renewable energy membutuhkan alokasi capex yang luar biasa besar, sehingga langkah untuk menyatukan beberapa perusahaan ke dalam holding BUMN dianggap sebagai langkah yang tepat.
Selain itu, holding BUMN panas bumi dinilai mampu memberikan value atau nilai yang lebih besar, dengan memberikan value creation yang bakal diciptakan ke depan. "Nilai holding akan lebih besar ketimbang masing-masing BUMN berdiri sendiri," tambah Toto.
Baca Juga: Pertamina Siapkan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Menjadi Induk Holding Panas Bumi
Adapun untuk sumber value creation di jangka pendek, menurutnya bisa berasal dari langkah efisiensi operasional (cost reduction program). Sedangkan di jangka panjang, potensi penjualan ke PLN bisa lebih besar, seiring dengan jaringan yang diperluas dan lebih terintegrasi.
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menambahkan, bahwa pihaknya akan mendukung holding BUMN panas bumi, selama tujuannya untuk lebih meningkatkan kinerja pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) khususnya panas bumi.
"Pasti kami dukung. Semua inisiatif untuk mendukung capaian EBT 23% di 2025 akan kami support. Sekarang capainnya baru 11,2%," ungkap Dadan kepada Kontan, Jumat (14/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News