kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini kata emiten sawit terkait penyesuaian tarif pungutan ekspor


Selasa, 08 Desember 2020 / 08:05 WIB
Begini kata emiten sawit terkait penyesuaian tarif pungutan ekspor

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

Diakui Swasti, pemberlakukan tarif baru memang diperkirakan memiliki dampak pada penjualan ekspor perusahaan. Maklumlah, selain melakukan penjualan di domestik, emiten sawit berkode saham “SSMS” ini juga melakukan penjualan ekspor CPO ke beberapa negara seperti China, India, Pakistan, dan Bangladesh.

Meski demikian, dampak yang timbul diperkirakan tidak akan signifikan, sebab mayoritas CPO perusahaan dijual ke pihak sister company, yakni PT Citra Borneo Utama (CBU). “Porsi penjualan ekspor kami kurang lebih hanya sekitar 15%-20%,”ujar Swasti.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Mahkota Group Tbk (MGRO) Elvi mengungkapkan, bahwa pemberlakuan tarif pungutan ekspor baru bisa membuat biaya ekspor meningkat tajam. Meski begitu, perusahaan mendukung penyesuaian tarif pungutan ekspor baru yang diterbitkan pemerintah.

“Dengan naiknya harga (CPO) global tentunya menjadi momentum bagi pemerintah untuk menaikkan pungutan yang pada akhirnya juga akan menjadi dana untuk keberlanjutan sektor kelapa sawit di negara kita,” kata Elvi kepada Kontan.co.id, Jumat (4/12).

Lebih lanjut, Elvi mengatakan bahwa MGRO akan tetap melakukan penjualan ekspor dengan memperhatikan permintaan dan analisis hargra CPO global serta perkembangan kurs terkini. Asal tahu saja, saat ini MGRO melakukan penjualan ekspor untuk produk RBDPO dan CPO.

Penjualan CPO menyasar Malaysia dan Singapura. Porsi kontribusinya mencapai 0,5% dari total penjualan CPO perusahaan per Oktober 2020. Sementara itu, penjualan RBDPO perusahaan menyasar negara-negara tujuan seperti India, Malaysia, dan lain-lain. Porsi kontribusi ekspor RDBPO MGRO mencapai  17% dalam total penjualan RBDPO perusahaan per Oktober 2020.

“Perseroan akan berusaha menyeimbagnkan penjualan pada pasar lokal dan ekspor sehingga tidak akan meningkatkan cost yang memengaruhi keuntungan,” kata Elvi.

Sementara itu, Senior Vice President of Corporate Communication & Public Affair PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Tofan Mahdi menyampaikan bahwa perusahaan mendukung kebijakan penerapan pengembangan industri sawit nasional pemerintah. Hanya saja, Tofan mengaku belum bisa menaksir dampak penerapan tarif pungutan baru terhadap penjualan ekspor perusahaan.

“Kebijakan tersebut baru diberlakukan, perlu waktu untuk menganalisis dampaknya,” kata Tofan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (7/12).

Sedikit informasi, AALI memang melakukan penjualan ekspor untuk produk-produk olahan minyak sawit seperti misalnya olein dan stearin. Target pasarnya meliputi negara-negara seperti seperti India, China, Bangladesh, Singapura, dan lain-lain.

Selanjutnya: Perlu Lebih Dari Sekadar Penurunan Tarif Bea Masuk Supaya RCEP Tidak Anyep

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×