Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski telah mengalami perbaikan, kredit modal kerja masih mengalami tekanan di Januari 2021. Berdasarkan data Bank Indonesia kredit modal kerja mengalami penurunan 3,5% yoy menjadi Rp 2.364,2 triliun di Januari 2021. Kredit modal kerja pada posisi Desember 2020 turun 4,9% yoy menjadi Rp 2.434,0 triliun.
Sedangkan kredit investasi mengalami penurunan 0,9% yoy menjadi Rp 1.438,5 triliun pada Januari 2021. Lebih baik dibandingkan Desember 2020 yang mengalami penurunan 1% yoy menjadi Rp 1.446,4 triliun.
Adapun kredit konsumsi mengalami kontraksi 1% yoy pada Januari 2021 menjadi Rp 1.596,4 triliun. Padahal pada Desember 2020 hanya turun 0,7% yoy menjadi Rp 1.602,1 triliun.
Baca Juga: Ekonom: Penurunan suku bunga kredit belum cukup gairahkan ekonomi
“Kredit modal kerja mengalami perbaikan terutama pada sektor industri pengolahan yang tumbuh -4,9% pada Januari 2021 membaik dibandingkan bulan sebelumnya -8,4%. Perbaikan tersebut terutama terjadi pada sektor industri pesawat terbang dan perlengkapannya di Jawa Barat dan banteng,” mengutip laporan BI pada Minggu (7/3).
Sedangkan kredit modal kerja pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga relatif membaik walaupun masih turun 3,4%. Lebih baik dari pada Desember 2020 yang terkontraksi 4,3% yoy. Perbaikan itu terutama terjadi pada subsektor perdagangan eceran makanan, minuman, dan tembakau di DKI Jakarta dan Jawa barat.
Kendati masih tertekan, perbankan masih akan membidik segmen kredit modal kerja. PT Bank Rakyat Indonesia (Pesero) Tbk memproyeksikan pertumbuhan kredit di tahun 2021 akan lebih tinggi dibanding tahun 2020.
Lantaran, telah berjalannya program vaksinasi yang akan memulihkan aktivitas bisnis di Indonesia. Bank bersandi saham BBRI ini optimistis bahwa pertumbuhan kredit modal kerja akan membaik di tahun ini seiring dengan mulai pulihnya sektor-sektor terdampak pandemi.
“Seperti industri makanan dan minuman, informasi dan komunikasi, pertanian dan pangan, farmasi atau kesehatan dan juga proyek-proyek yang pembayarannya berasal dari APBN. Sedangkan sektor-sektor yang masih perlu diwaspadai diantaranya adalah real estate, hotel dan restoran,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto kepada Kontan.co.id pada Jumat (5/3).
Baca Juga: Sinergi dengan Modal Rakyat, BRI Agro salurkan kredit ultra mikro
Oleh sebab itu, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 6% hingga 7% yoy. Aestika bilang target itu akan dicapai dengan tetap menjalankan strategi business follows stimulus. Juga ekspansi secara selektif di sektor-sektor industri yang masih bertahan dan tumbuh di masa pandemi ini.
“Hingga Desember 2020, penyaluran kredit modal kerja BRI di segmen UKM mencapai Rp148 triliun atau tumbuh sebesar 4,6% yoy. Di awal pandemi 2020 lalu pertumbuhannya sempat turun, namun di semester dua mulai tumbuh ditopang dengan adanya implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional PMK 71, dimana BRI menyalurkan kredit modal kerja KMK Tangguh untuk membantu UKM terdampak pandemi dapat bertahan dan bangkit kembali usahanya,” tuturnya.