kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir ramal industri perbankan baru bisa pulih di tahun 2022


Selasa, 05 Januari 2021 / 07:45 WIB
Bankir ramal industri perbankan baru bisa pulih di tahun 2022

Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai adanya sinyal baik soal penanganan pandemi di tanah air tak bakal serta merta mengerek kinerja perbankan tahun ini. Baru pada 2022, para bankir menaksir kinerja akan kembali tumbuh signifikan. 

Sejumlah bank papan atas pun memasang target pertumbuhan yang cukup konservatif tahun ini, di bawah 10%. Namun Target ini terbilang tak tinggi mengingat tahun lalu pertumbuhan kredit terkontraksi akibat pandemi. 

Sampai Oktober 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit senilai Rp 5.553 triliun, masih terkontraksi 2,28% (ytd) dibandingkan akhir tahun lalu.  “Proyeksi tahun ini masih cukup sulit diprediksi, karena implementasi vaksin masih belum pasti,” ujar Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja kepada KONTAN. 

Baca Juga: BRI akan salurkan BPUM hingga Januari 2021

Meski demikian, Jahja masih cukup optimistis tahun ini pertumbuhan kredit bank swasta terbesar di tanah ini bisa berada pada level 4-6%. Target yang tak muluk-muluk mengingat sampai November 2020 lalu, pertumbuhan kredit BCA masih negatif 3,69% (ytd).

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Haru Koesmahargyo. Ia bilang tahun industri perbankan masih akan berupaya memulihkan kinerja. “Dengan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, untuk kembali mencatat pertumbuhan sebelum pandemi, kami perkirakan baru terjadi pada 2022,” ujarnya.

Sebagaimana amanat pemerintah, bank nomor wahid di tanah air ini disebut Haru juga akan makin fokus menyasar segmen UMKM terutama segmen mikro sebagai bekal ekspansi. Sementara eksposur ke segmen korporasi bakal dikurangi. 

Sementara untuk penghimpunan dana, perseroan bakal mengoptimalkan dana murah guna mengefisiensikan biaya dana. Termasuk mendorong pendapatan komisi yang utamanya bakal ditopang kanal-kanal digital perseroan. “Kredit tahun ini kami proyeksikan bisa tumbuh 6%-7%, sementara penghimpunan DPK bisa pada level 8%-9%,” sambung Haru. 

Baca Juga: Cara BP Jamsostek menumbuhkan dana kelolaan yang nilainya ratusan triliun

Per November 2020, BRI telah mencatat pertumbuhan kredit yang positif sebesar 1,74% (ytd). Dari Rp 859,570 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 874,589 triliun. 

Bank pelat merah lainnya yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) lebih optimistis memproyeksikan kinerja tahun ini. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menilai, kuartal I-2021 pertumbuhan ekonomi nasional akan dimulai. 

Sentimen vaksin Covid-19 sekaligus sejumlah program pemulihan ekonomi nasional oleh pemerintah disebut Rudi akan jadi katalis pertumbuhan. Hal ini pula yang akan dimanfaatkan oleh bank berlogo pita emas ini sebagai bidikan ekspansi. 

Baca Juga: Begini upaya BPD tingkatkan pangsa pasar di wilayah asalnya

“Strategi kami tahun ini dengan menyalurkan kredit yang selektif dan prudent kepada sektor-sektor yang diperkirakan akan pulih lebih cepat akibat pandemi seperti telekomunikasi, kesehatan, agrikultur,” ungkapnya. 

Tahun lalu, Bank Mandiri menghadapi tantangan yang cukup berat, pertumbuhan kredit perseroan sampai November 2020 tercatat negatif 6,01% (ytd). Adapun tahun ini Rudi bilang perseroan menargetkan bisa mencatat pertumbuhan kredit pada kisaran 5%-7%, dan DPK sebesar 6%-8%.

Selanjutnya: IHSG menggeliat, hasil investasi asuransi jiwa diprediksi bisa pulih di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×