kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir putar otak untuk cari peluang penyaluran kredit pada semester kedua


Jumat, 09 Juli 2021 / 09:15 WIB
Bankir putar otak untuk cari peluang penyaluran kredit pada semester kedua

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki paruh kedua tahun ini, perbankan mulai menimbang sektor yang masih bisa diandalkan dalam menyalurkan kredit. Apalagi penerapan PPKM Darurat akan membuat penyaluran kredit tersendat. 

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melihat penyaluran kredit akan tergantung pada permintaan dari sektor riil. Direktur Risk Management and Transformation Bank BTN Setiyo Wibowo mengaku saat ini permintaan kredit masih ada di segmen konsumsi seperti  kredit pemilikan rumah (KPR). 

“Terutama untuk orang yang beli rumah pertama, bukan untuk rumah investasi. Sedangkan sektor produktif, banyak pengusaha yang mengerem investasi untuk bikin pabrik baru maupun beli mesin baru,” ujar Setiyo kepada KONTAN pada Rabu (8/7). 

Baca Juga: Tak perlu khawatir, LPS jamin dana calon jemaah haji di perbankan

Kendati demikian, Ia bilang BTN akan tetap fokus pada sektor perumahan sekaligus konstruksinya. Ia melihat permintaan kredit konstruksi masih minim lantaran para pengembang tengah menghabiskan stok rumah yang sudah ada. 

“Ada permintaan kredit tetap ada, BTN menghabiskan kuota subsidi Rumah, kerjasama dengan BP Tapera untuk skema rumah dengan bunga murah. Lalu ada program promo dengan developer prima untuk bunga khusus,” tambahannya. 

Ia berharap strategi ini bisa mencapai proyeksi kredit BTN tumbuh 7% yoy di sepanjang 2021 dengan asumsi pandemi Covid-19 dapat terkendali di semester kedua. BTN telah menyalurkan pembiayaan senilai naik 4,75% yoy dari Rp 251,43 triliun menjadi Rp 263,38 triliun per Mei 2021.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja melihat Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan KPR bisa menopang kredit konsumsi. Sedangkan bisnis kartu kredit akan terdampak pembatasan sosial.  “Karena kredit konsumen, ini sebut price sensitive. Bunga turun maka minat kredit akan bertambah, itu pasti. Kalau bunga naik, langsung turun permintaan. Jadi sangat elastis,” katanya. 

Baca Juga: BI naikkan batas maksimal nominal dana tarik tunai di mesin ATM berteknologi chip

Hal ini berbeda dengan penyaluran kredit di sektor produktif. Ia bilang untuk kredit modal kerja harus ada kegiatan yang mendasari kebutuhan kredit. Begitupun untuk kredit investasi harus membutuhkan investasi baru. 

“Beda dengan kredit modal kerja, kalau kerjanya tidak ada apa yang mau dikreditkan. Itu sebabnya kita susah sekali untuk tingkatkan kredit modal kerja apalagi kredit investasi. Kalau kredit investasi itu harus melakukan investasi tambahan. Kalau omzet sekarang masih lesu dan kecil dan ataupun kapasitas produksi masih berlebih maka susah. Kecuali untuk yang korporasi bergerak berorientasikan ekspor ataupun proyek pemerintah,” jelas Jahja. 

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyebut bank membuka peluang penyaluran kredit ke seluruh segmen dan sektor dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Ke depan, seiring dengan upaya pemerintah dan regulator menjaga pertumbuhan ekonomi lewat beragam relaksasi, diharapkan permintaan kredit bisa ikut terangkat sehingga dapat turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

“Kredit konsumsi Bank Mandiri, sampai dengan Mei 2021 total ending balance kredit konsumsi tercatat mencapai Rp1 34,6 triliun, dimana telah meningkat sebesar 1,32% year to date. Adapun, porsi kredit konsumsi terhadap total kredit Bank Mandiri hingga Mei 2021 mencapai 17,2%, porsi tersebut relatif stabil jika dibandingkan dengan posisi di akhir tahun 2020 lalu,” jelasnya kepada KONTAN.

Adapun Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar bilang akan fokus pada penyaluran kredit terkait program pemerintah dan kredit kredit yang merupakan bisnis utama seperti kredit multiguna dan pensiunan. Bank akan  mengutamakan debitur existing namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas kredit.

“Total kredit konsumsi Bank Sumut per Juni 2021 sebesar Rp 13,3 triliun atau mencapai 110,31% yoy dibandingkan posisi Juni 2020 sebesar Rp 12,1 triliun,” katanya kepada KONTAN.

Selanjutnya: Pemerintah akan gelontorkan PMN Rp 7 triliun ke BNI pada tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×