kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Syariah Indonesia pastikan proses integrasi jaringan nasabah segera selesai


Sabtu, 23 Oktober 2021 / 06:40 WIB
Bank Syariah Indonesia pastikan proses integrasi jaringan nasabah segera selesai

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memastikan, bahwa proses integrasi seluruh jaringan BSI dalam satu sistem segera rampung dalam waktu dekat. 

"Proses integrasi tersebut terdiri dari migrasi nasabah, layanan kartu ATM hingga layanan perbankan digital," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam keterangan resmi, Jumat (22/10). 

Seperti diketahui, emiten dengan kode saham BRIS ini mulai beroperasi pada 1 Februari 2021 lalu. Penggabungan ketiga bank syariah BUMN menjadi BSI menyatukan kekuatan dan potensi untuk menggarap ekonomi syariah Indonesia yang sangat besar.

BSI merupakan hasil penggabungan tiga bank syariah besar Tanah Air yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah dengan kinerja yang sangat baik sebelum merger.

Baca Juga: FWD Insurance luncurkan unitlink dengan perlindungan jiwa hingga usia 100 tahun

Berdasarkan data proyeksi OJK dalam pertemuan tahunan jasa keuangan 2021 dan riset internal BSI, secara nasional pertumbuhan ekonomi syariah ada di kisaran 2,4%-3,7%. Adapun pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga diproyeksikan tumbuh sekitar 13%-18%, serta kualitas pembiayaan sekitar 3%-3,5%.

Pihaknya optimistis dengan jumlah populasi penduduk muslim Indonesia yang besar menjadi kekuatan dan target penetrasi ekonomi syariah yang saat ini masih sekitar 6,4%. Persentase itu lebih rendah dibandingkan dengan negara mayoritas muslim lainnya di Asia.

 

Senada, Pengamat Perbankan dari Universitas Bina Nusantara, Doddy Ariefianto, yakin BSI dapat menggarap potensi ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air, khususnya pasar pembiayaan ritel dan wholesale.

Melalui optimalisasi kinerja setelah terintegrasi, maka potensi peningkatan pangsa pasar BSI pun masih sangat besar. Hal ini akan menunjang pertumbuhan bisnis yang lebih kuat lagi pada masa datang. Di mana hal tersebut tak terlepas dari sangat besarnya potensi ekonomi dan keuangan syariah yang belum tergarap secara optimal.

Baca Juga: Analis: Tahun depan, bank digital masih berpotensi bertumbuh

"Tentu saja potensi bank ini sangat besar. Potensi pasar pembiayaan dengan memanfaatkan penduduk Muslim nasional pun sangat besar. Dengan memanfaatkan itu saja potensinya BSI bisa terbang," ujarnya.

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Januari 2021 total aset keuangan syariah hanya sekitar 9,6% dari total industri pasar keuangan di Tanah Air. Adapun aset perbankan syariah hanya 6,4% terhadap total aset industri perbankan di Indonesia.

Melalui merger tiga bank syariah BUMN tersebut, BSI saat ini memiliki aset lebih dari Rp 200 triliun bahkan sudah mulai mendekati Rp 250 triliun. Kekuatan modal pun terintegrasi dalam satu entitas bisnis yang lebih kokoh dari sebelum penggabungan.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia (BSI) siap memperluas pangsa pasar di Aceh

Bahkan dia menilai potensi pengembangan bisnis akan lebih baik lagi jika rencana penambahan modal oleh BSI dapat terealisasi pasca periode pandemi Covid-19. Dia mengakui BSI juga telah memiliki basis teknologi yang cukup mumpuni dalam menggarap pasar digital banking. 

"Di luar pembiayaan ritel, BSI ini juga memiliki kemampuan untuk menggarap pembiayaan sindikasi, yang akan lebih kuat lagi mendorong peningkatan kinerjanya," imbuhnya.

Dia melihat potensi pasar populasi muslim nasional yang sangat besar akan mampu digarap secara optimal setelah integrasi jaringan secara menyeluruh dilakukan. Seperti diketahui, Indonesia memiliki populasi muslim sekitar 80% dari total jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa.

Namun pangsa pasar bank syariah baru di kisaran 10%. Doddy melihat banyak juga masyarakat non-muslim yang merasa cukup nyaman dengan model pembiayaan bank syariah. Hal itu pun akan menjadi target pasar yang menjanjikan.

Ia berharap isu pandemi tetap harus menjadi perhatian utama bagi manajemen BSI dalam jangka pendek. Sebabnya, transformasi layanan perbankan saat pandemi akan pula menjadi penopang utama pertumbuhan BSI. 

"BSI memang punya pasar yang berbeda. Tetapi tetap pasar tersebut di-drive oleh prospek bisnis riil yang saat ini masih dilanda pandemi," tuturnya.

Selanjutnya: Banyak pinjol ilegal digerebek polisi, ini instruksi Menteri Mahfud MD untuk debitur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×