Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank digital digital di Tanah Air mulai gencar menyalurkan kredit tahun ini sembari tetap mendorong peningkatan jumlah pengguna atau nasabah lewat program-program bunga menarik. Alhasil, sejumlah bank sudah mencetak pertumbuhan kredit signifikan sepanjang triwulan pertama 2022.
Peningkatan jumlah mitra terus diperkuat bank digital untuk memperluas ekosistem penyaluran. Fintech dan lembaga keuangan lain dilakukan digandeng untuk penyaluran kredit secara channeling atau partnership.
Tak hanya itu, bank juga gencar berkolaborasi dengan e-commerce dan perusahaan-perusahaan lain untuk meningkatkan penetrasi kredit digital.
PT Bank UOB Indonesia lewat layanan bank digitalnya, TMRW, terus meningkatkan penyaluran kredit digital. Bank ini telah merilis kredit digital sejak November 2021 leat fitur TMRW Pay.
Setelah sebelumnya menjalin kerjasama dengan dua e-commerce, perseroan kemudian menggandeng Garuda Indonesia untuk meningkatkan penetrasi kredit digital tersebut.
Baca Juga: Harga Saham Bank Digital Ambruk, Valuasi Sahamnya Tetap Kemahalan, Ini Kata Analis
Dengan kerja sama tersebut, nasabah Bank UOB Indonesia bisa melakukan pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia secara seamless dan lebih flesible.
"TMRW Pay kami rilis sejak akhir tahun lalu untuk membantu nasabah mengatur keuangannya di tengah perubahan gaya hidup di tengah perkembangan digital. Kerja sama dengan Garuda ini merupakan bagian dari pengembangan ekosistem," kata Hendra Gunawan Presiden Direktur Bank UOB Indonesia, Rabu (11/5).
Sementara Fajar Septandri Maharjaya, Executive Direktur Head of digital bank UOB Indonesia menjelaskan, TMRW Pay hadir sebagai metode pembayaran yang mendukung selera belanja online konsumen, termasuk membeli tiket penerbangan.
Namun, ia tidak merinci berapa realisasi penyaluran kredit Bank UOB lewat digital tersebut. Sementara secara total, kredit Bank UOB Indonesia per Maret 2022 mencapai Rp 81,9 triliun. Itu tumbuh 17,5 % dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 69,7 triliun.
Tahun ini, Bank UOB Indonesia menargetkan kredit tumbuh sekitar 20%-24%. Selain itu, perseroan menargetkan pertumbuhan deposito sebesar 8-10% guna menjaga tingkat likuiditas.
PT BCA Digital juga terus berupaya meningkatkan kerjasama dengan mitra untuk mendorong peningkatan kredit. Bank ini telah memulai melakukan penyaluran kredit sejak Desember 2021 lalu. Hingga Maret 2022, kredit yang disalurkan telah mencapai Rp 1,07 triliun.
Lanny Budiati, Direktur Utama BCA Digital mengatakan, penyaluran kredit tersebut dilakukan lewat kerjasama dengan akseleran. Kredit selanjutnya disalurkan ke segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Saat ini, BCA Digital terus berupaya melakukan penyaluran kredit lewat kolaborasi. Sementara untuk penyaluran kredit secara langsung lewat aplikasi Blu masih dalam persiapan.
"Saat ini, BCA Digital terus menjajaki sinergi pembiayaan dengan fintech P2P, multifinance, dan koperasi guna mencapai target penyaluran kredit dan mendukung program pembiayaan inklusif pemerintah," kata Lanny.
Adapun fitur digital lending pada aplikasi Blu masih dipersiapkan yang ditujukan menyasar nasabah BCA Digital. Sebelumnya, Lanny mengatakan fitur kredit tersebut akan diluncurkan di kuartal IV-2022.
Sementara PT Bank Neo Commerce Tbk berhasil membukukan kredit Rp 4,8 triliun hingga Maret 2022. Itu melonjak 28,3% secara year on year (yoy) dari Rp 3,7 triliun pada triwulan pertama 2021. Pertumbuhan kredit ini seiring dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank yang melesat 122% yoy ke Rp 9,3 triliun.
Tjandra Gunawan, Presiden Direktur BNC mengatakan, perseroan terus mendorong penyaluran kredit tahun ini dengan memperbanyak kerjasama dengan berbagai ekosistem agar pendapatan perseroan bisa bertumbuh ke depan.
Baca Juga: Bank UOB Gandeng Garuda Indonesia Perluas Ekosistem Kredit Digital
"Dalam membangun aset, BNC telah menyalurkan direct loan dengan disbursement sekitar Rp 1,7 triliun dan outstanding Rp 1,1 triliun. Kami juga telah mengeluarkan produk kredit, yaitu Neo Pinjam," kata Tjandra.
Namun, tidak dijelaskan berapa kredit yang sudah disalurkan lewat Neo Pinjam tersebut. Saat ini, BNC tercatat telah memiliki jumlah nasabah lebih dari 16 juta orang dengan pengguna aktifif bulanan (mountly active user/MAU) sekitar 3 juta-4 juta nasabah.
Namun, dari seluruh bank digital yang ada, Bank SeaBank Indonesia tercatat jadi jawara penyalur kredit di tiga bulan pertama ini. Kredit bank afiliasi dari e-commerce Shopee ini telah mencapai Rp Rp 9,37 triliun per Maret 2022. Itu melesat hingga 451% dari kuartal I tahun lalu yang baru membukukan kredit Rp 1,7 triliun.
Pertumbuhan kredit SeaBank Indonesia sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga melesat 843% yoy dari 2,07 triliun menjadi Rp 12,1 triliun. Sehingga total aset bank ini sudah mencapai Rp 15,03 triliun, meroket Rp 3,5 triliun pada Maret 2021.
Kredit PT Bank Jago Tbk juga sudah tumbuh tinggi dari Rp 1,29 triliun hingga jadi Rp 6,14 triliun. Sebagain besar kredit bank ini disalurkan dalam bentuk modal kerja yani Rp 4,3 triliun, lalu kreidt konsumsi Rp 1,74 triliun dan kredit investasi Rp 9,2 miliar.
PT Bank Allo Bank Indonesia Tbk yang belum resmi merilis aplikasi digitalnya telah menyalurkan kredit Rp 4,8 triliun, naik dari Rp 1,6 triliun pada Maret tahun lalu. Hanya PT Bank Raya Indonesia Tbk yang mencatat penurunan kredit karena bersih-bersih aset yang dilakukan tahun lalu. Kredit bank ini per Maret 2022 hanya tercatat Rp 9,5 triliun dari Rp 18,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar sebelumnya dalam keterangan tertulisnya mengatakan, pertumbuhan kredit Bank Jago ditopang oleh kolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending).
"Kolaborasi partnership lending melengkapi integrasi Bank Jago dengan super-appGojek, aplikasi reksadana online Bibit, dan platform trading online Stockbit. Sampai dengan akhir kuartal I-2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 32 institusi," terangnya.
Tahun ini, Bank Jago menargetkan kredit tumbuh 30%-40%. Untuk mencapai target itu, perseroan akan terus menggandeng partner strategis seperti fintech lending, multifinance dan institusi keuangan lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News