kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahas krisis Lebanon, Paus Fransiskus gelar pertemuan khusus


Senin, 31 Mei 2021 / 19:40 WIB
Bahas krisis Lebanon, Paus Fransiskus gelar pertemuan khusus

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Paus Fransiskus pada Minggu (30/5) mengatakan, ia akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Kristen Lebanon untuk membahas krisis terburuk di negara itu sejak perang saudara berakhir tahun 1990.

Pemimpin gereja Katolik itu sebelumnya berjanji akan mengunjungi Lebanon jika pemerintahan baru telah disetujui.

Dilansir dari Reuters, Paus menyatakan kepada para peziarah dan turis di Lapangan Santo Petrus, pertemuan di Vatikan dengan para pemimpin Kristen Lebanon akan digelar pada Selasa (1/6).

Ia menyebutkan, momen tersebut akan menjadi hari refleksi tentang situasi yang mengkhawatirkan di Lebanon.

Tiga denominasi Kristen utama Lebanon adalah Katolik Maronit, Ortodoks Timur, dan Katolik Melkit. Ada sejumlah denominasi Protestan, Ortodoks, dan Katolik yang lebih kecil.

Baca Juga: Presiden Turki Erdogan minta Paus Fransiskus dukung sanksi internasional ke Israel

Sampai saat ini, Vatikan masih belum mengatakan siapa yang akan diwakili pada pertemuan dengan Paus pada Selasa besok.

Paus Fransiskus telah aktif menyerukan kepada komunitas internasional untuk membantu Lebanon agar bisa bangkit dari keterpurukan.

"Pertemuan pada Selasa dengan para pemimpin Kristen Lebanon akan menjadi kesempatan untuk berdoa bersama untuk anugerah perdamaian dan stabilitas," ungkap Paus, seperti dikutip Reuters.

Lebanon hadapi krisis ekonomi dan politik parah

Krisis ekonomi Lebanon telah mendorong banyak penduduk ke dalam kemiskinan dan menjadi ancaman terbesar bagi stabilitas sejak perang saudara 1975-1990.

Krisis diperburuk oleh insiden ledakan gudang bahan kimia di Pelabuhan Beirut tahun lalu yang menewaskan 200 orang serta menyebabkan kerusakan senilai miliaran dollar AS.

Baca Juga: Paus Fransiskus kembali ungkapkan niatnya untuk mengunjungi Korea Utara

Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri telah berselisih selama berbulan-bulan dengan Presiden Michel Aoun mengenai posisi kabinet.

Hariri menjadi perdana menteri sebanyak tiga kali dan mengundurkan diri pada 2019. Gelombang protes menyasar Hariri yang dinilai telah mendorong negara ke dalam krisis.

Pada Oktober 2020, Hariri dinominasikan sebagai perdana menteri lagi menggantikan Hassan Diab yang mengundurkan diri pada Agustus 2020. Saat ini, Diab masih meneruskan tugasnya sampai pemerintahan baru Hariri selesai dibentuk.

Pertemuan antara Hariri dan Paus sempat terjadi April lalu di Vatikan. Dalam pertemuan itu, Paus berjanji akan mengunjungi Lebanon tetapi hanya setelah pemerintahan dibentuk.

Secara tradisional, undangan Paus untuk mengunjungi suatu negara dibuat oleh para pemimpin sipil dan agama. Tanpa ada pemerintahan yang tetap, undangan tersebut tidak dapat dibuat.

Selanjutnya: Krisis ekonomi Lebanon diwarnai mogok kerja pagawai sektor publik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×