Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) merealisasikan belanjaan modal atau capital expenditure (capex) sebanyak US$ 28,5 juta pada sembilan bulan pertama tahun ini. Menurut hitungan kasar Kontan.co.id, realisasi serapan capex tersebut setara dengan kurang lebih 67,85% dari total anggaran capex ANJT untuk tahun buku 2021 yang dicanangkan sebesar US$ 42 juta.
“Capex tersebut digunakan terutama untuk pengembangan infrastruktur di Papua Barat,” kata Lucas kepada Kontan.co.id, Selasa (2/11).
Lucas berujar, ANJT menargetkan bisa merealisasikan seluruh anggaran capex yang telah dicanangkan untuk tahun ini. Pada sisa tahun berjalan ini, ANJT rencananya berfokus pada penyelesaian proyek-proyek pengembangan infrastruktur di Papua Barat, serta program penanaman kembali di perkebunan Pulau Belitung dan perkebunan Sumatera Utara I. Tujuannya ialah untuk mendukung pertumbuhan produktivitas perusahaan di tahun-tahun mendatang.
Dalam pandangan perusahaan, selain faktor harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO), produktivitas yang meningkat juga turut berperan dalam capaian kinerja positif ANJT. Hal ini misalnya tercermin pada capaian kinerja ANJT pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Hingga September 2021 lalu, ANJT mencatatkan total produksi Tandan Buah Segar (TBS) 645.299 metrik ton (mt) sejak awal tahun. Angka tersebut naik sebesar 13,5% dibandingkan dengan realisasi produksi TBS periode sama tahun lalu yang sebesar 568.794 mt.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, Austindo Nusantara Jaya (ANJT) ganti direktur utama
Sepanjang periode Januari-September tahun ini, perkebunan Papua Barat perusahaan yang baru menghasilkan memproduksi TBS 75.518 mt, 65,4% lebih tinggi dari produksi periode sama tahun lalu yang sebesar 45.648 mt, sedangkan perkebunan Sumatera Utara I perusahaan mengalami penurunan produksi TBS sebesar 20,5% sebagai dampak dari program penanaman kembali.
Sementara itu, perkebunan ANJT di Sumatera Utara II, Kalimantan Barat dan Pulau Belitung mencatat peningkatan produksi TBS yang signifikan masing-masing sebesar 7,1%, 18,4% dan 39,2% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Menurut pandangan ANJT, hal ini terutama disebabkan oleh program peningkatan produktivitas yang telah perusahaan terapkan sejak tahun 2019 di perkebunan-perkebunan tersebut.
Seturut produksi TBS yang mendaki, produksi CPO dan inti sawit (Palm Kernel/PK) ANJT ikut mengalami kenaikan di sembilan bulan pertama tahun ini. ANJT mencatat, produksi CPO perusahaan meningkat sebesar 12,3% secara tahunan alias year-on-year (yoy) menjadi 200.661 mt, sementara produksi PK perusahaan naik 9,5% menjadi 39.146 mt.
Bersamaan dengan produksi yang menanjak, ANJT juga mencatat kenaikan volume penjualan CPO dan PK. Tercatat, volume penjualan CPO ANJT naik 12,6% yoy dari semula 181.554 mt pada Januari-September 2020 menjadi 204.372 mt di Januari-September 2021, sementara volume penjualan PK ANJT naik 11,6% yoy dari semula 35.743 mt pada Januari-September 2020 menjadi 39.871 mt pada Januari-September 2021.
Kenaikan produksi dan volume penjualan yang dicatatkan oleh ANJT beriringan dengan tren harga CPO yang menanjak. ANJT mencatat, Harga Jual Rata-rata (HJR) CPO perusahaan mencapai sebesar US$ 752/mt di sembilan bulan pertama tahun ini, lebih tinggi 34,0% dari HJR periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 561/mt. Sementara itu, HJR PK pada sembilan bulan pertama tahun ini mencapai sebesar US$ 479/mt, lebih tinggi 61,4% dibandingkan dengan HJR PK pada periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 297/mt.
Seiring dengan pertumbuhan produksi dan volume penjualan CPO dan PK perusahaan serta HJR yang naik, pendapatan konsolidasi ANJT pada sepanjang Januari-September 2021 tumbuh 61,27% yoy menjadi US$ 190,93 juta. Sebelumnya, pendapatan konsolidasi ANJT berjumlah US$ 118,39 juta pada periode sama tahun sebelumnya.
Pada sisi bottom line, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih ANJT meroket 1634,34% yoy dari semula US$ 1,50 juta pada Januari-September 2020 menjadi US$ 26,04 juta pada Januari-September tahun ini.
Optimistis melihat prospek kuartal IV
Lucas bilang, ANJT melihat bahwa peluang penguatan harga CPO masih akan bertahan hingga akhir tahun 2021. Hal ini terutama disebabkan oleh peluang peningkatan permintaan seiring dengan pemulihan ekonomi pasca Covid-19.
Dengan optimisme tersebut, ANJT optimistis pendapatan dan laba bersih perusahaan pada sepanjang tahun ini bisa meningkat dibanding realisasi tahun lalu.
“Dengan pertumbuhan volume produksi CPO yang mencapai 12,3% sampai dengan 30 September 2021 serta penguatan Harga Jual Rata-rata yang mencapai 34%, kami melihat penguatan harga CPO akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan laba bersih kami pada tahun 2021 jika dibandingkan dengan tahun 2020,” ujar Lucas.
Selanjutnya: Laba bersih melonjak 1.636%, ini penjelasan Austindo Nusantara Jaya (ANJT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News