Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
“Untuk kendaraan bermotor, berdasarkan data dan proyeksi dari Gaikindo, kami memperkirakan premi asuransi kendaraan bermotor akan tumbuh di kisaran 1%-5%. Namun demikian, terkendalinya Covid-19 menjadi salah satu faktor, mengingat ini yang menjadi kunci atas pergerakan ekonomi dan masyarakat,” ungkap Suharjo.
CEO PT BRI Asuransi Indonesia (BRI Insurance), Fankar Umran juga menyatakan, di tahun depan pertumbuhan premi asuransi umum akan beriringan dengan pertumbuhan kredit perbankan. "Untuk itu, ketika pertumbuhan kredit perbankan mulai pulih, industri asuransi umum akan mengikuti. Ketika kredit tumbuh di atas 6%, asuransi umum tumbuh di atas 15%, begitupun sebaliknya," kata Fanker.
Menurutnya, hal ini dikarenakan industri asuransi umum merupakan bisnis yang mendapat efek domino dari pertumbuhan kredit perbankan. Sebagian besar polis asuransi dihasilkan dari proteksi terhadap produk perbankan yang bersifat mandatori untuk memiliki polis asuransi, seperti penjaminan kredit, asuransi properti, dan asuransi kendaraan bermotor.
Sementara itu, di tengah pemulihan dari pandemi Covid-19, BRI Insurance mampu mencatatkan kinerja positif di kuartal yang berakhir September lalu. Perusahaan mencatat ada peningkatan premi sekitar 17% secara tahunan di periode tersebut. Premi BRINS itu sudah Rp 1,6 triliun dan target perusahaan di tahun ini mencapai Rp 2 triliun.
Pencapaian tersebut berasal dari beberapa segmentasi seperti korporasi, ritel, mikro dan syariah. Fankar bilang untuk asuransi korporasi dan mikro sama-sama menyumbang 20% sedangkan sisanya berasal dari asuransi mikro dan syariah.
Dari segi lini bisnis, asuransi properti masih yang terbesar dengan kontribusi mencapai 60%. Sedangkan sisanya berasal dari asuransi kendaraan, marine hull, dan lainnya seperti asuransi kecelakaan diri (personal accident/PA).
Selanjutnya: Aset perusahaan asuransi jiwa asing terus tumbuh hingga kuartal III-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News