kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.690.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   35,00   0,21%
  • IDX 6.636   18,15   0,27%
  • KOMPAS100 963   0,22   0,02%
  • LQ45 750   -3,09   -0,41%
  • ISSI 206   1,44   0,70%
  • IDX30 391   -0,88   -0,23%
  • IDXHIDIV20 470   -5,41   -1,14%
  • IDX80 109   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 113   0,06   0,05%
  • IDXQ30 128   -0,77   -0,60%

AS Berpaling, Macron Buka Opsi Perluasan Perlindungan Nuklir Prancis untuk Eropa


Jumat, 07 Maret 2025 / 08:13 WIB
AS Berpaling, Macron Buka Opsi Perluasan Perlindungan Nuklir Prancis untuk Eropa
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berpose untuk foto pada hari konferensi pers, di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, 24 Februari 2025.

Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Ia juga menyinggung sejarah strategi penangkalan nuklir Prancis yang dikembangkan oleh Presiden Charles de Gaulle pada masa Perang Dingin untuk memastikan kemandirian dari kekuatan besar dunia, seperti AS dan Uni Soviet. 

Saat ini, Prancis memiliki sistem penangkal nuklir berbasis udara dan laut, dengan jet tempur Rafale serta kapal selam nuklir yang dapat melancarkan serangan kapan saja atas instruksi presiden.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, AS dan Rusia saat ini memiliki sekitar 88%  dari total persediaan senjata nuklir dunia. Prancis diperkirakan memiliki 290 hulu ledak nuklir, sementara Inggris memiliki 225. 

Baca Juga: Presiden Prancis: Eropa Harus Siap Membela Ukraina Tanpa Bantuan AS

Wacana Macron mengenai perluasan perlindungan nuklir ini sebelumnya telah memicu kritik dari pemimpin sayap kanan Prancis, Marine Le Pen.

Pidato Macron disampaikan menjelang pertemuan puncak Uni Eropa yang berfokus pada isu pertahanan. Ia juga menegaskan bahwa peningkatan belanja pertahanan Prancis tidak akan didanai melalui kenaikan pajak, melainkan dengan pengambilan keputusan yang sulit di sektor lain. 

Namun, rencana ini berpotensi menghadapi tantangan besar mengingat kondisi defisit anggaran Prancis yang masih tinggi.

Pernyataan Macron muncul setelah Inggris dan Jerman mengumumkan rencana peningkatan anggaran pertahanan mereka. Selain itu, pidato ini juga disampaikan di tengah upaya diplomasi Eropa yang bertujuan untuk memperkuat dukungan bagi Ukraina dan memperbaiki hubungan antara Washington dan Kyiv. 

Baca Juga: Taiwan Buka Peluang Gunakan Energi Nuklir untuk Perkuat Industri Semikonduktor

Para diplomat mengungkapkan bahwa Prancis dan Inggris tengah menyusun rencana perdamaian dengan Ukraina yang diharapkan dapat diselesaikan dalam beberapa hari ke depan sebelum disampaikan kepada Amerika Serikat.

Selanjutnya: Indomobil Multi Jasa (IMJS) Akan Gelar Rights Issue 3 Miliar Saham Baru

Menarik Dibaca: Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja pada Hari Ini Jumat 7 Maret 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×