Sumber: CNN | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat atau AS sedang mempertimbangkan untuk mengirim kapal perang ke Laut Hitam dalam beberapa minggu ke depan guna menunjukkan dukungan untuk Ukraina.
Rencana pengiriman kapal perang tersebut di tengah peningkatan kehadiran militer Rusia di perbatasan Timur Ukraina, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN, Kamis (8 April).
Angkatan Laut AS secara rutin beroperasi di Laut Hitam, tetapi penempatan kapal perang sekarang akan mengirim pesan khusus ke Moskow bahwa AS diawasi dengan cermat, menurut pejabat itu.
Hanya, AS wajib memberikan pemberitahuan 14 hari sebelumnya tentang niat mereka untuk memasuki Laut Hitam di bawah Perjanjian 1936 yang memberikan Turki kendali atas selat untuk memasuki perairan itu.
Tapi, tidak jelas, apakah pemberitahuan tersebut telah AS kirim.
Baca Juga: Rusia kirim pasukan dalam jumlah besar ke perbatasan Ukraina, ada apa?
Pejabat pertahanan AS itu juga mengatakan, Angkatan Laut Amerika Serikat terus menerbangkan pesawat pengintai di wilayah udara internasional di atas Laut Hitam.
Penerbangan itu untuk memantau aktivitas Angkatan Laut Rusia dan setiap pergerakan pasukan negeri beruang merah di Krimea. Pada Rabu (7 April), dua pembom B-1 AS melakukan misi di atas Laut Aegea.
Sangat memprihatinkan
Meskipun AS tidak melihat pengumpulan pasukan Rusia sebagai sikap untuk tindakan ofensif, pejabat pertahanan itu mengatakan kepada CNN, "jika ada perubahan, kami akan siap untuk menanggapi."
"Penilaian mereka saat ini adalah Rusia sedang melakukan pelatihan dan latihan, dan intelijen belum menunjukkan perintah militer untuk tindakan lebih lanjut," ujar pejabat itu.
Tapi, AS sangat sadar bahwa hal itu bisa berubah kapan saja.
Baca Juga: Rusia mengerahkan kapal perang ke Laut Hitam, ada apa?
Pada Kamis, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki menyatakan, tindakan Rusia di Timur Ukraina "sangat memprihatinkan".
"Amerika Serikat semakin prihatin dengan meningkatnya agresi Rusia di Timur Ukraina, termasuk gerakan Rusia di perbatasan Ukraina," ungkapnya, seperti dikutip CNN.
"Rusia sekarang memiliki lebih banyak pasukan di perbatasan Ukraina daripada sebelumnya sejak 2014. Lima tentara Ukraina telah tewas minggu ini saja. Ini semuanya sangat mengkhawatirkan," kata Psaki.
Dia menambahkan, peninjauan atas tindakan Rusia akan AS selesaikan dalam "minggu, bukan bulan".
Pada Kamis, Kanselir Jerman Angela Merkel meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik pasukan untuk meredakan situasi, menurut juru bicara Pemerintah Jerman.
Sebaliknya, Putin menuduh Ukraina melakukan "tindakan provokatif".
Selanjutnya: Redakan ketegangan, Jerman minta Rusia tarik pasukannya dari perbatasan Timur Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News