kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.860   20,00   0,13%
  • IDX 7.317   121,56   1,69%
  • KOMPAS100 1.125   20,03   1,81%
  • LQ45 895   18,29   2,09%
  • ISSI 223   2,41   1,09%
  • IDX30 458   9,46   2,11%
  • IDXHIDIV20 552   12,38   2,29%
  • IDX80 129   2,06   1,62%
  • IDXV30 137   2,42   1,80%
  • IDXQ30 153   3,42   2,30%

Apa Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Melonjak Tinggi?


Selasa, 01 Februari 2022 / 10:14 WIB
Apa Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Melonjak Tinggi?

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus menyebar. Tak heran jika angkanya melonjak dalam beberapa hari terakhir. 

Data yang dihimpun dari laman resmi Kementerian Kesehatan menunjukkan, kenaikan kasus konfirmasi harian Covid-19 terus terjadi dalam satu minggu terakhir. Per Minggu (30/1/2022), angka kasus harian mencapai 12.422. 

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga terus menggenjot upaya testing dan tracing sebagai bentuk usaha deteksi dini.

Seiring dengan terus terjadinya kenaikan kasus dalam satu minggu terakhir, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid selaku juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, menyampaikan bahwa memang benar terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir. 

"Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing," ujar dr. Nadia.

Baca Juga: Bisa untuk Umrah, Ini Cara Download Sertifikat Vaksin Internasional di PeduliLindungi

dr. Nadia mengatakan bahwa untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja. 

"Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat," tambah dr. Nadia.

Kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

"Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru," tambahnya. 

Baca Juga: Menkes Siapkan Avigan dan Molnupiravir Sesuai Rekomendasi Organisasi Dokter

Peningkatan testing dan tracing juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak.

Kementerian Kesehatan juga telah melakukan antisipasi atas kenaikan angka kasus dalam satu minggu terakhir. Salah satunya dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan Covid-19. Diharapkan hal ini dapat menjawab kekhawatiran masyarakat. 

"Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan COVID-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur. Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak," papar dr. Nadia.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 31 Januari: Tambah 10.185 Kasus Baru, Prokes Jangan Kendur

Agar angka kasus ini tidak bertambah semakin besar, dr. Nadia meminta agar masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan. 

"Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada," tutup dr. Nadia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×