Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Jumlah kematian akibat virus corona AS mencapai 400.000 jiwa pada hari Selasa (19/1/2021). Hingga saat ini, Amerika masih menjadi negara yang paling terpukul akibat pandemi corona.
Data Reuters menunjukkan, sejumlah negara bagian termasuk Michigan, New Jersey, New York, Oregon, Carolina Selatan, dan Vermont telah menunjukkan tanda-tanda berkurangnya pasokan vaksin dan meminta lebih banyak pengiriman dosis dari kedua vaksin yang disetujui, yakni Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Jumlah kematian ini semakin melonjak sejak Natal.
Selama tiga minggu terakhir, kematian akibat virus corona AS telah mencapai 63.793 kasus dibandingkan dengan 52.715 kematian dalam tiga minggu sebelum Natal. Menurut analisis Reuters, itu artinya, terjadi peningkatan angka kematian sebesar 21%.
Baca Juga: Donald Trump cabut larangan perjalanan dari Uni Eropa dan Brasil mulai 26 Januari
Jumlah kematian Covid-19 harian melampaui 4.000 kasus untuk pertama kalinya pada 6 Januari.
Delapan belas negara bagian AS, termasuk California, Pennsylvania, Texas dan Washington melaporkan angka kematian harian tertinggi mereka pada Januari, menurut penghitungan Reuters.
Jumlah kasus virus corona telah meningkat di seluruh wilayah AS dan pada hari Selasa melampaui 24 juta kasus sejak pandemi dimulai.
Baca Juga: WHO beri peringatan: Kematian global akibat virus corona bisa 100.000 per minggu
Sementara pasien yang sakit parah membebani sistem perawatan kesehatan di beberapa negara bagian, terutama di California. Tingkat rawat inap nasional dalam dua minggu tak banyak mengalami perubahan dan terakhir mendekati angka 124.000 pada hari Selasa.
Presiden AS terpilih Joe Biden, yang akan dilantik pada hari Rabu, telah mengusulkan paket bantuan senilai US$ 1,9 triliun yang mencakup US$ 415 miliar untuk meningkatkan tanggapan terhadap virus dan peluncuran vaksin Covid-19, sekitar US$ 1 triliun dalam bentuk bantuan langsung ke rumah tangga, dan sekitar US$ 440 miliar untuk bisnis kecil dan komunitas yang paling parah terkena pandemi.
Selanjutnya: WHO sebut dunia di tepi jurang kegagalan moral, ini maksudnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News