kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Amerika perketat aturan bagi perusahaan China yang akan melantai di bursa AS


Rabu, 25 Agustus 2021 / 05:15 WIB
Amerika perketat aturan bagi perusahaan China yang akan melantai di bursa AS

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

Persyaratan semacam ini merupakan upaya pengawasan atas perusahaan swasta yang belum pernah dilakukan Beijing. Lembaga pengawas di China menilai pihak ketiga yang mendapat tugas pengelolaan itu idealnya adalah perusahaan yang terafiliasi dengan negara. Langkah semacam ini akan membatasi kemampuan perusahaan yang kaya data untuk mentransfer data yang mereka miliki ke luar China, demikian pernyataan seorang sumber. 

Sumber itu menambahkan, langkah ini akan meredakan kekhawatiran Beijing bahwa perusahaan China akan dipaksa menyerahkan data yang mereka miliki ke entitas asing, saat melakukan pencatatan. Situasi semacam itu dirisaukan Beijing bisa menggerogoti keamanan nasionalnya. 

Rencana ini adalah salah satu dari beberapa proposal yang sedang dipertimbangkan di masa Beijing memperketat cengkeramannya atas platform internet negara itu dalam beberapa bulan terakhir. Salah satunya adalah memperketat pengawasan terhadap perusahaan yang hendak melakukan pencatatan di luar China. 

Tindakan keras itu sangat merusak sentimen investor, dan akhirnya menghancurkan harga saham, secara khusus menargetkan persaingan tidak sehat dan penanganan perusahaan internet terhadap cache data konsumen yang sangat besar. Sebelum ini, selama bertahun-tahun, China melakukan pendekatan yang lebih laissez-faire

Keputusan akhir tentang rencana serah terima data perusahaan yang hendak melakukan penawaran saham perdana  belum dibuat, kata sumber tersebut. Ia menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.

Selanjutnya: Wapres AS Kamala Harris menyebut China terus mengintimidasi di Laut China Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×