kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amerika: Hubungan kami dengan China kolaboratif ketika bisa, bermusuhan ketika harus


Kamis, 04 Maret 2021 / 19:10 WIB
Amerika: Hubungan kami dengan China kolaboratif ketika bisa, bermusuhan ketika harus

Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Joe Biden memilih "persaingan yang berkembang dengan China" sebagai tantangan utama yang Amerika Serikat hadapi, dengan diplomat utama AS menggambarkan negeri tembok raksasa sebagai "ujian geopolitik terbesar" abad ini.

Pemerintah AS mengeluarkan pemikirannya dalam dokumen setebal 24 halaman yang menguraikan kebijakan keamanan nasional Biden, bersama dengan pidato kebijakan luar negeri pertama Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

"Ini adalah satu-satunya pesaing yang berpotensi mampu menggabungkan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer dan teknologinya untuk meningkatkan tantangan berkelanjutan terhadap sistem internasional yang stabil dan terbuka," sebut dokumen keamanan nasional tentang China.

Melansir Channel News Asia, dokumen itu menyebutkan, dalam menghadapi tantangan dari China dan Rusia, militer AS akan mengalihkan penekanannya dari "platform warisan dan sistem senjata yang tidak diperlukan untuk membebaskan sumber daya untuk investasi" dalam teknologi mutakhir.

Baca Juga: Beri peringatan kepada Joe Biden, ini yang dilakukan Xi Jinping

Amerika Serikat dan China berselisih mengenai pengaruh di wilayah Indo-Pasifik, praktik ekonomi Beijing, Hong Kong, Taiwan, dan hak asasi manusia di wilayah Xinjiang China. 

China menjadi 1 dari 8 prioritas AS

Pemerintahan Biden telah mengindikasikan akan secara luas melanjutkan pendekatan keras ke China yang diambil oleh Donald Trump, tetapi melakukannya dengan berkoordinasi dengan sekutu.

"Hubungan kami dengan China akan kompetitif pada saat yang seharusnya, kolaboratif ketika bisa, dan bermusuhan ketika harus," kata Blinken pada sebuah acara di Departemen Luar Negeri, seperti dikutip Channel News Asia.

"Terlibat dengan China dari posisi yang kuat, membutuhkan penegakan nilai-nilai kami ketika hak asasi manusia dilanggar di Xinjiang atau ketika demokrasi diinjak-injak di Hong Kong," ujar dia. "Karena jika kita tidak melakukannya, China akan melakukannya, bertindak dengan impunitas yang lebih besar".

Baca Juga: China dan AS saling unjuk kekuatan di Laut China Selatan

Blinken mengatakan, dia setuju dengan tekad pendahulunya Mike Pompeo bahwa genosida terhadap Muslim sedang berlangsung di Xinjiang, tetapi tidak menggunakan istilah itu dalam pidatonya.

Aktivis dan pakar PBB menyatakan, 1 juta Muslim Uighur ditahan di kamp-kamp China. Tapi, Beijing menyangkal dan mengatakan, kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan serta diperlukan untuk melawan ekstremisme.

Sementara Blinken berbicara tentang Iran serta konflik di Yaman dan Myanmar sebagai tantangan potensial, China adalah satu-satunya negara yang dia katakan sebagai salah satu dari delapan prioritas AS.

Kedelapan prioritas Amerika Serikat tersebut termasuk menghindari pandemi global, menangani perubahan iklim, dan mempromosikan demokrasi di luar negeri.

Selanjutnya: Kapal perang Amerika di Selat Taiwan, China kirim Angkatan Laut dan Udara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×