Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menghimbau nasabah untuk selalu mewaspadai modus-modus kejahatan perbankan, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Executive Vice President Center of Digital BCA Wani Sabu mengatakan, sebagian besar laporan kejahatan perbankan yang diterima BCA adalah dengan modus social engineering (soceng) atau sekitar 99%.
Modus soceng bisa dilakukan dengan beragam cara. Misalnya, penjahat berpura-pura sebagai kurir paket yang mengirimkan link resi lewat WhatsApp, atau berpura-pura sebagai petugas customer service bank, mengirim surat undangan pernikahan, hingga meminta upgrade menjadi nasabah prioritas.
Lewat modus soceng, penjahat memancing masyarakat untuk mengeluarkan data pribadinya seperti PIN, password, kode OTP, dan data lain yang kemudian dimanfaatkan penjahat untuk membobol rekening nasabah tersebut.
Ia bilang, jika kejahatan perbankan terjadi karena kelalaian nasabah yang memberikan data pribadinya maka bank tidak akan mengganti dananya. Pihak bank hanya akan melakukan penggantian jika dana nasabah yang dibobol karena kelemahan sistem IT bank dan adanya human error atau kesalahan karyawan bank.
“Kendati begitu, setiap social engineering tetap kita analisis kasus per kasus. Tidak semua disamakan penyelesaiannya," jelas Wani dalam diskusi PrimaTalk, Rabu (8/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News