Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus melakukan upaya untuk menciptakan kekebalan kelompok/herd immunity di Indonesia. Sebab, melalui kekebalan kelompok diharapkan penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dapat segera terkendali dan pandemi dapat berakhir.
Oleh karena itu, untuk mencapai target tersebut, diperlukan pemberian vaksinasi secara massal.
“Secara nasional kita ingin mempercepat pencapaian untuk memperoleh herd immunity, kekebalan kelompok. Dan jumlah yang harus dicapai adalah 181,5 juta dan ini kita targetkan per hari 1 juta. Oleh karena itu, untuk lebih mempercepat maka kita adakan vaksinasi massal,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat melakukan peninjauan pemberian vaksinasi massal bagi masyarakat di Alam Sutera Sport Center, Tangerang Selatan dan Kantor Pemerintah Kota Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (15/6).
Pada acara yang dilaksanakan secara luring dan daring ini, Wapres juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan beberapa penerima vaksinasi. Ia menceritakan pengalamannya ketika mendapatkan vaksinasi serta mengajak para peserta untuk membagikan pengalaman yang didapat setelah vaksinasi kepada keluarga dan kerabat agar semakin banyak masyarakat yang berkenan untuk melakukan vaksinasi.
Baca Juga: Kasus corona melonjak tinggi, pemerintah perpanjang PPKM Mikro 15-28 Juni
“Saya divaksin tidak ada apa-apa. Semua divaksin, tidak ada masalah,” ungkap Wapres.
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, selain pemberian vaksinasi, penerapan protokol kesehatan yang ketat juga harus terus dijalankan untuk mengendalikan penularan Covid-19.
“Tetapi tidak hanya vaksinasi, untuk mencegah penularan itu supaya diperketat pelaksanaan protokol kesehatan, terutama masker,” tegas Wapres.
Di sisi lain, Wapres pun mengimbau agar upaya penelusuran (tracing) terhadap kelompok terdekat dari seseorang yang terinfeksi Covid-19 harus dipercepat. Ia pun menambahkan agar standar yang digunakan dalam penelusuran ini harus mengikuti standar dari World Health Organization (WHO).
“Begitu juga untuk testing, supaya dipercepat. Kemudian penelusurannya, tracing-nya. Ini juga untuk mengukur darimana. Testingnya untuk mengukur seberapa penularan terjadi. Begitu juga dengan penelusurannya, tracingnya, itu kita kalau bisa jangan hanya 1 sampai 10, tetapi sesuai dengan target WHO yaitu antara 10 sampai 30 per 1 kasus,” urainya.
Baca Juga: Inilah 5 menteri paling tajir di Kabinet Presiden Jokowi, berapa nilai kekayaannya?