kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Agar bunga kredit tetap rendah tahun depan, BNI minta aturan GWM dan RIM dilonggarkan


Selasa, 23 November 2021 / 17:00 WIB
Agar bunga kredit tetap rendah tahun depan, BNI minta aturan GWM dan RIM dilonggarkan

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

Royke menambahkan, kondisi suku bunga kredit di BNI saat ini boleh dikatakan sudah  relatif rendah untuk semua segmen. Adapun suku bunga kredit modal kerja dan kredit investasi sudah single digit yakni mendekati 8%.

Sejak tahun ini, BNI telah melakukan berbagai strategi untuk bisa meningkatkan laba dalam menghadapi tren penurunan suku bunga kredit dan stimulus restrukturisasi kredit yang harus diberikan kepada nasabah di tengah pandemi Covid-19.  Hingga kuartal III 2021, BNI membukukan laba bersih Rp 7,7 triliun atau tumbuh 73,9% YoY.

Perolehan laba itu tak lepas dari keberhasilan perseroan dalam melakukan pengelolaan portofolio secara disiplin dan pengembangan layanan digital yang telah mendorong peningkatan casa dan fee based income (FBI).

Menurut Royke, suku bunga kredit yang bersaing juga dipengaruhi oleh strategi transformasi digital. Oleh karena itu, pengembangan digitalisasi akan terus dilanjutkan perseroan sehingga biaya operasional semakin efisien dan bunga bisa lebih rendah.

Baca Juga: Anak usaha IFG gandeng BTN dan BNI, wujudkan asuransi kredit yang sehat

Strategi transformasi digital akan dilakukan BNI dalam dua cara. Pertama, mendigitalkan proses bisnis konvensional. Ini akan difokuskan pada tiga layanan yakni mobile banking untuk layanan ritel banking, BNI Direct untuk bisnis banking dan BNI API untuk menjalin kolaborasi dengan ekosistem digital.

Kedua, BNI akan mengakuisisi bank kecil untuk dikembangkan menjadi bank digital penuh. "Saat ini kami sudah buat kesepakatan awal. Kami ingin punya bank digital dengan teknologi tinggi sehingga biayanya relatif rendah. Ini akan menjangkau target market UMKM yang belum kami layanani selama ini, " kata Royke.

Bank digital BNI ini terutama akan fokus pada UMKM tradisional yang selama ini mungkin banyak terjebak dengan pinjaman online (pinjol) ilegal.

Royke bilang, para UMKM ini akan dilayani dengan bantuan teknologi segingga biaya operasionalnya lebih rendah. Dengan begitu suku bunga bisa ditekan.

"Dengan suku bunga yang lebih rendah diharapkan membantu UMKM yang punya potensi untuk tumbuh  ke depan dan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia," pungkasnya.

Selanjutnya: BI catat likuiditas perekonomian naik pada Oktober 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×