Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, saat ini tercatat ada 15 kasus dugaan atau suspek hepatitis akut di Indonesia.
Tiga kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada tanggal 27 April, beberapa hari setelah Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyampaikan adanya kejadian luar biasa atau outbreak penyakit ini di Eropa.
Menurut Budi, pihaknya menindaklanjuti kejadian ini dengan membuat Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Budi menambahkan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat dan Pemerintah Inggris untuk memperoleh informasi mengenai penyakit ini.
“Memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang seratus persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini," jelasnya.
Baca Juga: Menkes: Penyakit Kuku dan Mulut Hanya Menyerang Hewan
Dia bilang, saat ini penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia, bekerja sama dengan WHO, Amerika (Serikat) dan Inggris, untuk bisa mendeteksi secara cepat penyebab penyakit ini.
"Kemungkinan besar adalah adenovirus strain 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada adenovirus strain 41 ini,” ujarnya
Terkait hal tesebut, Menkes meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan. Salah satuya dengan menjaga kebersihan diri.
Baca Juga: Ini Cara Penularan Hepatitis Akut pada Anak, Orangtua Perlu Waspada
“Virus ini menularnya lewat asupan makanan yang lewat mulut, jadi kalau bisa rajin cuci tangan saja supaya kita pastikan yang masuk ke anak-anak kita, kan ini menyerang banyak di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah 5 tahun, itu bersih,” ujarnya.
Gejala hepatitis akut
Berikut adalah gejala awal hepatitis akut:
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Diare
- Kadang disertai demam ringan
Adapun gejala lanjutannya adalah:
- Air kencing berwarna pekat seperti teh
- Buang air besar berwarna putih pucat
Oleh karenanya, Menkes meminta agar para orang tua untuk segera memeriksakan anak dengan gejala tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.
“Kalau dia buang air besar dan kemudian mulai ada demam nah itu dicek SGPT- SGOT-nya. Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat. SGPT-SGOT normalnya di level 30-an, kalau sudah naik agak tinggi sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News