kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

3.000 Karyawan terpapar Covid-19, Top Glove: Sarung tangan kami tetap aman


Jumat, 27 November 2020 / 11:52 WIB
3.000 Karyawan terpapar Covid-19, Top Glove: Sarung tangan kami tetap aman

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Top Glove, produsen sarung tangan medis terbesar di dunia, melaporkan ribuan pekerjanya dinyatakan positif Covid-19 di Malaysia. Terkait hal tersebut, Top Glove telah menutup 20 lokasi produksi di Negeri Jiran tersebut.

Melansir CNBC yang melansir media lokal, sebanyak 2.684 karyawan Top Glove - mayoritas dari mereka adalah pekerja asing - telah dinyatakan positif pada Rabu (25/11/2020). Media lokal mengutip pernyataan Menteri Senior Keamanan dan Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob.

Sejauh ini, menurut data oleh kementerian kesehatan Malaysia, kasus tersebut adalah kelompok infeksi baru terbesar di Asia Tenggara, di mana kemunculan kembali kasus-kasus tersebut memaksa pemerintah untuk menerapkan kembali langkah-langkah penguncian parsial baru.

Pihak berwenang di negara itu sedang melakukan pengujian kesehatan terhadap semua pekerja Top Glove di pabrik dan asrama yang terkena dampak virus corona. Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Mohamed Azmin Ali mengatakan kepada CNBC pada hari Kamis bahwa pemerintah berharap untuk "mengurangi masalah ini dalam dua minggu ke depan."

Baca Juga: Virus corona menyerang, 32.000 karyawan Disney jadi korban PHK

“Sangat disayangkan bahwa baru-baru ini, ada beberapa masalah dalam hal kasus positif yang tercatat di pabrik,” katanya kepada “Street Signs Asia” CNBC.

Azmin menunjukkan bahwa Top Glove adalah salah satu perusahaan yang diizinkan untuk melanjutkan operasi penuh di seluruh wilayah Malaysia, mengingat pentingnya produk bagi pasar lokal dan global.

Top Glove telah mencatatkan peningkatan permintaan produknya sebagai akibat dari pandemi. Hal tersebut berkontribusi pada lonjakan harga sahamnya.

Baca Juga: Penambahan kasus corona global dari 50 juta menjadi 60 juta hanya butuh 17 hari



TERBARU

×