Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mereka juga meningkatkan target aksi pembunuhan terhadap para pejabat penting, aktivis hak asasi manusia, dan para jurnalis. Perlahan tapi pasti mereka memusnahkan beberapa keuntungan kecil yang dibuat selama 20 tahun terakhir.
Adapun tentang strategi pemerintah Afghanistan dalam menghadapi Taliban, terbukti lebih sulit untuk didefinisikan. Janji mereka untuk merebut kembali semua wilayah yang direbut Taliban terdengar kosong belaka.
Sebab, pasukan khusus Afghanistan jumlahnya relatif kecil, yaitu sekitar 10.000 personel, dan mereka tidak mampu melakukan perlawanan. Taliban juga tampaknya memenangi perang propaganda dan pertempuran narasi.
Barry mengatakan, momentum mereka di medan perang telah meningkatkan moral dan menguatkan rasa persatuan. Sebaliknya, pemerintah Afghanistan berada dalam kondisi tertekan, saling adu sikut, dan memecat para jenderalnya.
Bakal seperti apa akhir perseteruan ini?
Situasi seperti itu tentu saja terlihat suram bagi pemerintah Afghanistan. Namun, Jack Watling dari RUSI mengatakan, ketika untuk sementara militer Afghanistan terlihat semakin pesimistis, situasinya masih bisa diselamatkan oleh politik.
Jika pemerintah bisa merangkul para pemimpin suku, katanya, masih ada kemungkinan di tengah kebuntuan. Ini adalah pandangan yang digaungkan Mike Martin, dengan menunjuk kasus kembalinya mantan panglima perang Abdul Rashid Dostum ke kota Mazar-i-Sharif sebagai momen penting.
Pertempuran di musim panas akan segera berakhir saat musim dingin mulai menggantikannya, yang membuat manuver lebih sulit bagi pasukan di lapangan. Masih ada kemungkinan semuanya menemui jalan buntu pada akhir tahun, bahkan bisa berubah apabila Taliban dilanda keretakan.
Namun, saat ini tampaknya upaya AS dan NATO untuk membawa perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Afghanistan, sama sia-sianya, dengan apa yang dilakukan Soviet sebelumnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Taliban Tak Terkalahkan di Afghanistan 2021? Ini 3 Sebabnya"
Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara
Selanjutnya: Kuasai Kabul, Taliban sebut perang di Afghanistan sudah berakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News