kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ini faktor penentu kinerja Vale Indonesia (INCO) pada tahun ini


Sabtu, 27 Februari 2021 / 18:15 WIB
Ini faktor penentu kinerja Vale Indonesia (INCO) pada tahun ini

Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menyebut bahwa nilai penjualannya di tahun 2021 akan ditentukan oleh pergerakan harga dan volume produksi nikel. Perusahaan ini akan semaksimal mungkin memanfaatkan peluang kenaikan harga komoditas tersebut.

Sebagai informasi, INCO membukukan penjualan sebesar US$ 764,7 juta pada tahun 2020 atau turun 2% (yoy) dibandingkan penjualan di tahun sebelumnya sebesar US$ 782 juta. Di sisi lain, laba bersih INCO melesat 44,3% (yoy) dari US$ 57,4 juta di tahun 2019 menjadi US$ 82,8 juta di tahun 2020.

Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto menyampaikan, INCO memiliki rencana melakukan pembangunan ulang (rebuild) tungku atau furnace 4 pada tahun ini. Proyek ini akan memakan waktu selama 5 bulan dari bulan Mei sampai November 2021. Dengan demikian, volume produksi INCO di tahun ini akan berkurang dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Begini pengaruhnya bisnis Adaro Energy (ADRO) terkait harga minyak dunia yang naik

Dalam catatan Kontan, Manajemen INCO memproyeksikan volume produki nikel dalam matte di tahun ini di bawah 70.000 ton. Adapun realisasi produksi nikel dalam matte INCO di tahun lalu sebanyak 72.237 ton, sedangkan volume penjualannya sebanyak 72.846 ton.

Volume produksi tersebut tentu akan mempengaruhi nilai penjualan yang diperoleh INCO. Namun, kinerja perusahaan ini tetap bisa tumbuh lebih baik jika harga nikel global berada dalam tren yang positif.

“Kalau harga nikel tetap dalam level yang tinggi, bisa saja dengan produksi yang lebih rendah angka penjualannya akan sama atau lebih tinggi,” ungkap dia, Jumat (26/2).

INCO sebenarnya sudah merasakan keuntungan dari kenaikan harga nikel global yang ditunjukkan oleh meroketnya laba bersih perusahaan ini di tahun lalu.

Baca Juga: Begini target-target United Tractors (UNTR) pada tahun 2021

Bernardus menilai, tren kenaikan harga nikel masih berpotensi berlanjut di masa depan. Hal ini didukung oleh semakin meningkatnya adopsi kendaraan listrik, sehingga kebutuhan akan nikel bertambah.

Untuk mengoptimalkan momentum kenaikan harga nikel, Manajemen INCO terus berusaha menjaga biaya agar marjin per ton produk bisa meningkat saat harga nikel sedang tinggi. 

Di sisi lain, INCO juga harus menjaga kesinambungan usaha dan memastikan bahwa semua asetnya dapat beroperasi dengan aman. “Jadi, beberapa rencana perbaikan tetap dieksekusi supaya kegiatan operasi lebih reliable ke depan,” tandas dia.

Selanjutnya: Tahun 2020, Vale Indonesia (INCO) mencetak penjualan US$ 764,7 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

×