kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wow, pemerintah berencana tawarkan global bond dengan tenor 40 tahun


Rabu, 15 September 2021 / 06:40 WIB
Wow, pemerintah berencana tawarkan global bond dengan tenor 40 tahun

Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah Indonesia berencana untuk menerbitkan surat utang global (global bond) berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) dengan tenor 40 tahun. Melansir dari Bloomberg, rencananya, penerbitan ini akan bersamaan dengan lelang Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun, sebelum tingkat suku bunga kembali naik.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia masih terus berjuang melawan Covid-19. Bahkan, Indonesia juga sudah mengeluarkan dana jumbo untuk menopang perekonomian yang terdampak pandemi. 

Sumber Bloomberg mengatakan, hasil penawaran global bond ini diharapkan membantu pemerintah dalam melakukan pembelian kembali (buyback) obligasi dolar AS yang jatuh tempo pada 2022 dan 2026 senilai US$ 1,25 miliar. 

Baca Juga: Investor Berburu Cuan, Sukuk Ritel SR015 Laris Manis

Ahli Strategi Suku Bunga Oversea-Chinese Banking Corp. di Singapura. Frances Cheung. menilai, strategi yang disusun oleh pemerintah ini untuk mengamankan dana jangka panjang, sebelum adanya kenaikan imbal hasil. “Apalagi, ada pengetatan stimulus besar dari bank sentral di negara-negara besar dunia,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/9). 

Sementara itu, Head of Fixed-Income Research Maybank Eng Kim Securities, Winson Phoon, menilai, langkah yang diambil pemerintah ini akan memperpanjang rata-rata jatuh tempo utang Indonesia. Penawaran seri 10 tahun juga diharapkan mampu memperbaiki tingkat likuiditas. 

Adapun, penerbitan utang ini masih terus memanfaatkan permintaan di pasar obligasi. Pasalnya, pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia terbayangi oleh progres pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari perkiraan. 

Ini terlihat dari angka inflasi AS yang meningkat, setelah indeks harga produsen AS melonjak pada Agustus 2021. Bahkan, jumlah pengangguran juga mulai berkurang. 

Sentimen ini membuat investor mulai memperkirakan waktu bank sentral negara adidaya tersebut untuk menarik dukungan moneternya. 

Selanjutnya: Aliansi LSM Global minta Bank of China Menyetop Pendanaan Proyek Pembangkit Batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×