Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO akan menguji tiga obat baru sebagai terapi pengobatan potensial untuk pasien COVID-19 parah saat memperluas uji coba globalnya ke 52 negara, termasuk Indonesia.
Tiga obat itu, artesunat, imatinib, dan infliximab, dipilih oleh panel ahli independen karena potensinya dalam mengurangi risiko kematian pada pasien COVID-19 parah yang menjalani perawatan di rumahsakit.
Artesunate saat ini digunakan untuk pengobatan malaria berat, imatinib untuk kanker tertentu, dan infliximab untuk penyakit sistem kekebalan seperti penyakit Crohn dan rheumatoid arthritis.
“Menemukan terapi yang lebih efektif dan mudah diakses untuk pasien COVID-19 tetap menjadi kebutuhan kritis, dan WHO bangga memimpin upaya global ini,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (11/8), seperti dikutip Al Jazeera.
Obat-obatan itu disumbangkan untuk uji coba oleh produsen.
Baca Juga: WHO: Hanya butuh 6 bulan, kasus COVID-19 global bertambah 100 juta
WHO menyelesaikan fase pertama dari apa yang disebut uji coba Solidaritas pada tahun lalu, bekerja dengan negara-negara di seluruh dunia untuk menemukan pengobatan yang efektif untuk virus corona baru dan menilai pengaruhnya terhadap kematian, tidak peduli seberapa kecil.
Fase baru uji coba melibatkan 600 rumah sakit di 52 negara, 16 negara lebih banyak dari fase awal, dan ribuan pasien.
Negara-negara yang mengambil bagian dalam uji coba baru termasuk Kanada, Finlandia, Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Empat obat telah dievaluasi lewat uji coba dengan hasil yang menunjukkan, remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir, dan interferon memiliki sedikit atau tidak berpengaruh terhadap pasien COVID-19 yang dirawat di rumahsakit.
Perluasan uji coba dilakukan saat dunia menghadapi gelombang baru pandemi, yang dipicu oleh varian Delta yang sangat mudah menular. Negara-negara yang belum dapat memvaksinasi sebagian besar populasi mereka sangat terpukul.
Selanjutnya: AS rekomendasikan wanita hamil untuk segera divaksin Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News