kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO: Pendekatan saya yang pertama dapat vaksin corona hanya memperpanjang pandemi


Selasa, 19 Januari 2021 / 10:15 WIB
WHO: Pendekatan saya yang pertama dapat vaksin corona hanya memperpanjang pandemi

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Dunia berada di ambang "kegagalan moral yang parah" dalam berbagi vaksin virus corona, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, Senin (18/1).

Menurut Tedros, prospek distribusi yang adil berada pada "risiko serius" seperti skema pembagian vaksin virus corona COVAX yang bertujuan untuk mulai mendistribusikannya pada bulan depan.

Dia mencatat, 44 kesepakatan bilateral pengadaan vaksin virus corona antara produsen dan negara telah ditandatangani tahun lalu, kemudian setidaknya 12 diteken tahun ini.

"Ini dapat menunda pengiriman COVAX dan menciptakan skenario yang dirancang untuk menghindari COVAX, dengan penimbunan, pasar yang kacau, tanggapan yang tidak terkoordinasi, dan gangguan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan," tegasnya seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Lagi, China kunci 2 kota berpenduduk 3 juta untuk kekang penyebaran corona

Vaksin Covid-19 di AS

Orang termiskin dalam risiko

Pendekatan "saya yang pertama" membuat orang-orang termiskin dan paling rentan di dunia dalam risiko, Tedros menegaskan, saat pembukaan pertemuan tahunan Dewan Eksekutif WHO yang berlangsung secara virtual.

“Pada akhirnya, tindakan ini hanya akan memperpanjang pandemi,” tambahnya, mendesak negara-negara untuk menghindari kesalahan yang sama yang dibuat selama pandemi H1N1 dan HIV.

Perebutan global untuk pengadaan vaksin telah meningkat, ketika varian virus corona yang lebih menular beredar.

Tedros mengungkapkan, lebih dari 39 juta dosis vaksin telah diberikan di 49 negara berpenghasilan tinggi. Dan, hanya 25 dosis terdistribusi di satu negara miskin.

Seorang delegasi dari Burkina Faso, atas nama kelompok Afrika, menyatakan keprihatinan pada pertemuan tersebut bahwa beberapa negara telah "menyedot" sebagian besar pasokan vaksin virus corona.

Selanjutnya: Kasus virus corona global tembus 95 juta, angka kematian lampaui 2 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×