kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO: Kematian akibat Covid-19 di Eropa bisa bertambah 236.000 orang dalam 3 bulan


Selasa, 31 Agustus 2021 / 12:27 WIB
WHO: Kematian akibat Covid-19 di Eropa bisa bertambah 236.000 orang dalam 3 bulan
ILUSTRASI. WHO mengungkapkan, infeksi dan kematian akibat COVID-19 meningkat lagi di Eropa, terutama di negara-negara miskin di wilayah Balkan, Kaukasus, dan Asia Tengah.. REUTERS/Denis Balibouse.

Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - KOPENHAGEN. WHO memperingatkan pada Senin (30 Agustus), 236.000 orang lainnya bisa meninggal akibat COVID-19 di Eropa pada 1 Desember 2021, membunyikan alarm atas peningkatan infeksi dan stagnasi tingkat vaksin di Benua Biru.

Peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu datang ketika dunia melewati tonggak suram 4,5 juta kematian akibat COVID-19 sejak awal pandemi, menurut penghitungan AFP pada Senin (30/8), seperti dikutip Channel News Asia.

Tingkat infeksi virus corona baru meningkat secara global karena varian Delta yang sangat menular terjadi, terutama di antara yang tidak divaksinasi, memangsa populasi di mana tindakan anti-virus telah dilonggarkan.

Direktur WHO Eropa Hans Kluge mengatakan pada Senin, infeksi dan kematian meningkat lagi di Eropa, terutama di negara-negara miskin di wilayah Balkan, Kaukasus, dan Asia Tengah.

Baca Juga: Kasus COVID-19 melonjak, Vietnam minta WHO kirim vaksin secepatnya

"Pekan lalu, ada peningkatan 11 persen dalam jumlah kematian di kawasan itu. Satu proyeksi yang bisa diandalkan memperkirakan 236.000 kematian di Eropa pada 1 Desember," katanya, seperti dilansir Channel News Asia.

Eropa telah mencatat sekitar 1,3 juta kematian akibat Covid-19 hingga saat ini.

Dari 53 negara anggota WHO Eropa, 33 di antaranya memiliki peningkatan angka kematian lebih besar dari 10% dalam dua minggu terakhir, Kluge mengungkapkan, sebagian besar di negara-negara miskin.

"Tingkat penularan yang tinggi di seluruh benua sangat mengkhawatirkan, terutama mengingat rendahnya pengambilan vaksinasi pada populasi prioritas di sejumlah negara," ungkap Klunge.

Kluge menyebutkan, varian Delta menjadi penyebab bersama dengan "pelonggaran berlebihan" dari pembatasan untuk membendung penyebaran virus corona dan lonjakan perjalanan musim panas.

Selanjutnya: Jepang kembali menarik 1 juta dosis vaksin Moderna karena terkontaminasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×