kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO catat penurunan kasus COVID-19, kondisi di sejumlah negara tetap memprihatinkan


Selasa, 18 Mei 2021 / 19:35 WIB
WHO catat penurunan kasus COVID-19, kondisi di sejumlah negara tetap memprihatinkan

Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Untuk minggu kedua berturut-turut, Organisasi Kesehatan Dunia atawa WHO menyatakan, terjadi penurunan kasus dan kematian global akibat COVID-19.

Tapi, "Situasi di sejumlah negara tetap memprihatinkan. Pandemi masih jauh dari selesai, dan tidak akan berakhir di mana pun sampai menyebar di mana-mana," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari laman resmi WHO.

Bahkan, dia mengungkapkan, beberapa tempat yang sebelumnya berhasil menahan penyebaran COVID-19 mengalami peningkatan dramatis dalam kasus, rawat inap, dan kematian.

"Varian baru yang menjadi perhatian, sistem kesehatan yang rapuh, pengurangan implementasi langkah-langkah kesehatan masyarakat, serta kekurangan pasokan oksigen, deksametason, dan vaksin semuanya memperparah situasi saat ini," tegasnya.

Tapi, ada solusi untuk masalah ini. Menurut Tedros, di tengah kasus COVID-19 yang meningkat, sekaranglah saatnya untuk memastikan orang-orang mematuhi protokol kesehatan, termasuk menjaga jarak, memakai masker, dan menghindari kerumunan.

Baca Juga: Ahli: Penurunan kasus Covid-19 India hanyalah ilusi

Bahkan, di saat kasus COVID-19 telah menurun, pengurutan genetik sangat penting. Sehingga, varian baru virus corona dapat dilacak dan pengukuran tidak dikurangi sebelum waktunya.

WHO telah menanggapi lonjakan kasus di India dan negara lainnya.

Namun, Tedros menyatakan, permintaan saat ini sangat tinggi sehingga WHO membutuhkan dana segera untuk mempertahankan dukungan teknis dan operasionalnya ke semua negara, terutama yang paling terkena dampak pandemi.

Pada 2020, para donor dengan sangat murah hati berkontribusi pada Kesiapsiagaan Strategis dan Rencana Respons.

Namun, di 2021, rencana tanggapan saat ini kekurangan dana dan sebagian besar dari itu dipagari oleh donor untuk negara atau kegiatan tertentu. Hal ini membatasi kemampuan WHO untuk memberikan respons.

"WHO membutuhkan pendanaan mendesak untuk rencana respons saat ini, yang akan memungkinkan kami untuk meningkatkan dukungan untuk negara-negara dan mendukung Akselerator ACT," ujar Tedros.

Selanjutnya: Malaysia siap lockdown total Selangor, jika gagal bendung lonjakan kasus Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×