Sumber: Euronews | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kabar baik mengenai kehadiran vaksin virus corona semakin sering terdengar beberapa waktu belakangan. Meskipun demikian, WHO memperingatkan dunia untuk tidak segera berpuas diri terlebih dahulu.
Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan bahwa vaksin bukanlah akhir dari Covid-19. Ia menilai perlu adanya sinergi semua pihak agar penyakit tersebut benar-benar bisa dihilangkan.
"Vaksin tidak berarti nol Covid-19. Vaksin dan vaksinasi akan menambah alat utama yang ampuh pada kekuatan yang kita miliki. Tapi mereka tidak akan melakukan pekerjaan itu sendiri. Kita harus menambahkan vaksin ke dalam strategi kesehatan masyarakat yang ada," ungkap Ryan yang hadir dalam Majelis Umum PBB, Sabtu (5/12).
Baca Juga: Kisah Moderna yang temukan formula vaksin corona hanya dalam 2 hari
Dikutip dari Euronews, pandangan yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Baginya, belum tepat jika menganggap bahwa pandemi telah berakhir dengan adanya vaksin.
"WHO prihatin bahwa ada presepsi yang berkembang bahwa pandemi telah berakhir. Faktanya adalah bahwa saat ini, banyak tempat mengalami penularan virus yang sangat tinggi, yang memberikan tekanan besar pada rumah sakit, unit perawatan intensif dan petugas kesehatan," ungkap Tedros.
Meskipun demikian, pemimpin WHO juga tetap menyambut baik keberhasilan uji vaksin dari sejumlah perusahaan farmasi yang ada.
"Kemajuan dalam vaksin memberi kami semua dorongan dan kami sekarang dapat mulai melihat cahaya di ujung terowongan," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Tedros juga menyambut baik keputusan Presiden AS terpilih, Joe Biden, yang akan bersedia menerima vaksin secara terbuka di depan umum. Bukan hanya Biden, mantan Presiden AS Barack Obama, George W. Bush, dan Bill Clinton juga akan melakukan hal yang serupa demi meningkatkan kepercayaan masyarakat akan vaksin.
Baca Juga: Obama, Bush & Clinton bersedia menerima vaksin COVID-19 di depan umum