kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Warning WHO! Gelombang Baru Kasus Covid-19 Menunjukkan Pandemi Belum Berakhir


Rabu, 13 Juli 2022 / 23:00 WIB
Warning WHO! Gelombang Baru Kasus Covid-19 Menunjukkan Pandemi Belum Berakhir

Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memberi peringatan: gelombang baru kasus Covid-19 menunjukkan pandemi belum berakhir, seraya menyuarakan keprihatinan soal virus corona masih melenggang bebas.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dia khawatir dengan jumlah kasus Covid-19 yang kembali meningkat, memberikan tekanan lebih lanjut pada sistem dan pekerja kesehatan.

"Gelombang baru virus menunjukkan lagi bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir," katanya dalam konferensi pers, Selasa (12/7), seperti dikutip Channel News Asia. "Ketika virus mendorong kita, kita harus mendorong kembali".

"Virus ini melenggang bebas dan negara-negara tidak efektif mengelola beban penyakit berdasarkan kapasitasnya, baik dari segi rawat inap untuk kasus akut maupun peningkatan jumlah orang dengan kondisi pasca Covid, yang sering disebut sebagai Long Covid," ujar dia.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Global Melonjak 30% dalam 2 Pekan, Ini Penyebab Ganda Menurut WHO

"Ketika penularan Covid-19 dan rawat inap meningkat, pemerintah juga harus menerapkan langkah-langkah yang telah dicoba dan diuji, seperti penggunaan masker, peningkatan ventilasi, dan protokol pengujian dan perawatan," tegas Tedros.

Komite Darurat WHO untuk Covid-19 bertemu pada Jumat (8/7) pekan lalu melalui konferensi video dan memutuskan pandemi tetap menjadi Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional, alarm tertinggi yang dapat WHO bunyikan.

WHO mengungkapkan, kasus Covid-19 global melonjak 30% dalam dua pekan terakhir.

"Sebagian besar didorong oleh Omicron BA.4, BA.5, dan garis keturunan lainnya," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr Michael J. Ryan.

"Serta pencabutan protokol kesehatan dan sosial masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (12/7), yang diterima Kontan.co.id.

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Menembus Angka 3.000, Kapan Puncak Gelombang?

Peningkatan kasus ini, menurut Ryan, menjadi tekanan pada sistem kesehatan di sejumlah wilayah WHO. 

Ryan menyoroti tantangan tambahan dalam respons Covid-19 yang sedang berlangsung. Yakni, perubahan terbaru dalam kebijakan pengujian yang menghambat deteksi kasus dan pemantauan evolusi virus.

Lalu, ketidakadilan dalam akses ke pengujian, pengurutan, vaksin, dan terapi, termasuk antivirus baru. 

Juga, "Memudarnya perlindungan alami dan yang berasal dari vaksin dan beban global kondisi pasca Covid-19," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×