kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wahana Interfood (COCO) optimistis target bisnis tahun ini dapat tercapai


Selasa, 05 Oktober 2021 / 08:25 WIB
Wahana Interfood (COCO) optimistis target bisnis tahun ini dapat tercapai

Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penanganan Covid-19 yang terus menunjukkan tren perbaikan, menjadi katalis positif bagi produsen cokelat, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) dalam menjalani bisnis di sisa tahun ini. Atas dasar hal itulah, perseroan tetap optimistis dapat mencapai target bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya. 

"Maka dari itu, perseroan memandang prospek bisnis di sisa tahun 2021, pertumbuhan dengan target 10%-15 % masih realistis dan optimis bisa dicapai," ungkap Sekretaris Perusahaan Wahana Interfood Nusantara Gendra Fachrurozi saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/10). 

Gendra menyampaikan, keseriusan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di Tanah Air, ditambah dengan prinsip-prinsip fundamental perusahaan yang telah disiapkan dari tahun ke tahun, menjadi pilar yang kuat bagi perseroan dalam mencapai target bisnis tahun ini. 

"Yang tidak kalah penting, kami melihat keseriusan pemerintah dalam memastikan penanganan pandemi Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi berjalan efektif, serta pemulihan ekonomi dapat berlangsung cepat," bebernya. 

Baca Juga: COCO berhasil membukukan kinerja yang memuaskan di semester I-2012

Adanya pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali juga turut menjadi katalis positif lain bagi COCO. Sebab, itu artinya mal-mal di seluruh Indonesia dapat mulai beroperasi kembali, begitu pula dengan tenant-tenant para konsumen COCO yang sebelumnya harus terhenti sementara karena kebijakan penutupan mal. 

"Sebab mal-mal yang tutup membuat usaha tenant-tenant pelanggan COCO menjadi tidak berjalan sehingga permintaan pun menjadi anjlok," ujarnya. 

Secara lebih detail, Gendra memaparkan, penjualan produk COCO terbagi ke dalam dua model bisnis, yakni B2C dan B2B. Nah, pengetatan PPKM sejak Juli lalu, berdampak signifikan terhadap penjualan COCO kepada konsumen yang memiliki outlet di mal, sehingga berpengaruh pula terhadap kinerja perseroan secara keseluruhan. 

Memaksimalkan seluruh channel penjualan

Di samping berbagai tantangan yang hadir karena fluktuasi kondisi pandemi, COCO tetap berupaya menopang laju bisnis di sisa tahun ini dengan sejumlah strategi. Di antaranya lewat kegiatan efisiensi beban operasional serta memaksimalkan pendapatan lewat seluruh jaringan channel penjualan perseroan, salah satunya penjualan secara daring. 

Menurut Gendra, COCO akan terus melakukan inovasi dalam memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk meningkatkan penjualan. COCO sendiri sudah mulai merambah channel penjualan online melalui kanal online berupa situs bakingmart.id.

 

Berdasarkan catatan Kontan.co.id (2/6), porsi penjualan online COCO memang masih belum signifikan terhadap total penjualan. Namun, pertumbuhannya sudah sangat signifikan. Sehingga pihaknya yakin penjualan online akan memberi kontribusi yang optimal dalam beberapa waktu mendatang.

Tak hanya itu, COCO juga disebut Gendra telah menunjuk beberapa distributor baru untuk lebih fokus mendistribusikan produk-produknya ke area distribusi masing-masing. 

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, COCO tercatat membukukan penjualan neto sebesar Rp 102,98 miliar. Jumlah itu terkerek 116,52% dari semula Rp 47,56 miliar per 30 Juni 2020. Dari sisi bottom line, hingga Juni lalu COCO berhasil meruap laba neto tahun berjalan sebesar Rp 4,12 miliar. Jumlah itu terkerek 72,21% dari sebelumnya Rp 2,39 miliar pada Juni tahun lalu.

Selanjutnya: COCO Optimistis Bisa Tumbuh 10%-15% Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

×