Sumber: Channel News Asia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Singapura memperketat lagi pembatasan sosial menyusul merebaknya lagi wabah Covid-19 di negara kota ini.
Bahkan, Singapura tidak mengesampingkan kemungkinan "pemutus arus" lain seperti menerapkan lockdown. Namun, Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong mengatakan, Singapura berharap dapat menghindari situasi itu dengan kebijakan pembatasan yang baru diumumkan.
Kementerian Kesehatan Singapura pada Selasa (4 Mei) mengumumkan pengetatan lebih lanjut dari langkah-langkah penanganan Covid-19, termasuk membatasi pertemuan sosial dan mengurangi jumlah pengunjung berbeda ke sebuah rumah dari 8 orang menjadi lima orang mulai 8 Mei hingga 30 Mei.
Pengetatan lain, proporsi karyawan yang diizinkan kembali ke tempat kerja juga akan berkurang selama periode yang sama, sementara kapasitas akan berkurang di tempat-tempat wisata, perpustakaan, tur, dan acara MICE.
Baca Juga: Singapura menemukan cluster COVID-19 di rumah sakit terbesarnya
“Saya pikir penting bagi kami untuk mengklarifikasi bahwa kami tidak mengesampingkan kemungkinan pemutus sirkuit. Tentu kami berharap bahwa kami tidak akan sampai di sana dan kami harus melakukan apa yang kami bisa dengan serangkaian tindakan yang baru saja kami umumkan ini,” kata Gan seperti dikutip Channel News Asia.
"Dengan kerja sama dan dukungan semua warga Singapura, saya pikir kami mungkin akan dapat menghindari situasi pemutus sirkuit tetapi kami tidak dapat mengesampingkan itu," tambahnya.
Ia menegaskan, Pemerintah Singapura akan terus waspada, memantau situasi dan akan menyesuaikan tindakan.
Menteri Pendidikan Lawrence Wong menyamakan rangkaian pembatasan baru sebagai langkah "kembali ke Fase 2".
Ia menambahkan bahwa situasi saat ini "tidak persis sama" dengan tahun lalu ketika pemutus sirkuit alias lockdwon diterapkan. Periode pemutus sirkuit diberlakukan dari 7 April hingga 1 Juni tahun lalu, dengan langkah-langkah yang mencakup sekolah berbasis rumah dan sebagian besar tempat kerja ditutup.
Singapura juga memiliki kemampuan "jauh lebih baik" dalam hal pengujian dan pelacakan kontak sekarang. Ini memungkinkan pihak berwenang bergerak lebih cepat dalam mengidentifikasi potensi kontak dekat dan mengujinya.
Selanjutnya: Singapura catat 16 kasus komunitas virus corona, tertinggi dalam 9 bulan terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News