kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vladimir Putin Tak Hadiri KTT G20 Bali karena Takut Dibunuh dan Dipermalukan


Senin, 14 November 2022 / 12:19 WIB
Vladimir Putin Tak Hadiri KTT G20 Bali karena Takut Dibunuh dan Dipermalukan
ILUSTRASI. Seorang analis politik Rusia Sergey Markov mengklaim, Vladimir Putin tidak menghadiri KTT G20 karena dia takut dibunuh. Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Seorang analis politik Rusia Sergey Markov mengklaim, Vladimir Putin tidak menghadiri KTT G20 di Bali karena dia takut dibunuh.

Melansir Daily Mail, Sergey Markov menuding tanpa alasan bahwa dinas rahasia Inggris, AS atau Ukraina mungkin mencoba untuk membawa Putin keluar pada pertemuan ekonomi G20.

Dia juga berteori bahwa Putin takut dipermalukan, mungkin dengan tersandung atau didorong ke tanah. Selain itu, Putin juga tidak ingin menghadapi pemimpin lain setelah mengalami kemunduran dari Kherson karena mereka akan mencoba menekannya agar menyerah sepenuhnya.

Markov termasuk di antara sejumlah tokoh terkemuka Rusia yang mengecam pemerintah Rusia atas kekalahan di Kherson.

Markov mengatakan, alasan mengapa Putin tidak menghadiri KTT G20 adalah serius.

Pertama, ada kemungkinan besar upaya pembunuhan terhadap Putin dari dinas khusus AS, Inggris, dan Ukraina.

Kedua, kemungkinan terjadi situasi yang memalukan. Misalnya, beberapa aktivis sosial yang cacat menjatuhkan Putin - seolah-olah tidak sengaja.

Baca Juga: G20 Luncurkan Pandemic Fund

"Saya yakin situasi seperti ini sedang direncanakan oleh beberapa orang Barat yang benar-benar gila," jelasnya.

Adapun alasan ketiga adalah setelah kekalahan di Kherson, status Rusia sebagai negara besar dipertanyakan. 

Markov sendiri telah mengecam pemerintah Rusia atas kemunduran militer terbaru.

"Jika Rusia ingin menang, kita harus mengubah ekonomi menjadi rezim militer," katanya.

"Keputusan ini sudah terlambat enam bulan. Kami harus lebih tangguh. Lebih keras. Drone, komunikasi, misil, dan peluru harus diproduksi oleh pabrik kami 24/7," paparnya.

Sementara itu, mengutip Fox News, mantan petugas intelijen DIA untuk Doktrin & Strategi Rusia, Rebekah Koffler, mengatakan bahwa ada lebih dari selusin kemungkinan upaya pembunuhan terhadap Vladimir Putin selama kepemimpinannya.

Baca Juga: Lebih Dari 100 Pertemuan Bilateral Digelar untuk Redam Tensi Negara-Negara G20

Sebelumnya, Kompas.com memberitakan, ketidakhadiran Putin di KTT G20 sudah dikonfirmasi oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

"Putin enggak hadir, dia (Putin) sudah menyampaikan akan mengirim menteri luar negerinya untuk datang," kata Luhut di Badung, Bali, Kamis (10/11/2022). 

Meski tidak menjelaskan lebih rinci alasan Putin tak hadir di RI, namun Luhut memastikan komunikasi Indonesia dengan Rusia berjalan baik. 

"Saya kira itu yang paling tinggi, dan kita menghormati itu, Presiden (Jokowi) kan sudah menyampaikan, beliau berkomunikasi (dengan Putin)," ujar Luhut. 

Luhut berharap komunikasi yang dijalin oleh Jokowi dengan Putin bisa berlangsung dengan baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×