Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) akan meluncurkan dua perusahaan baru, masing-masing bergerak di bidang pengelolaan digital dan konten yang diharapkan bisa operasional pada semester I 2020.
Direktur Utama PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) Arief Yahya mengatakan, ia bertanggung jawab dalam pengembangan dan pengelolaan digital dan konten tersebut. ”Saya bertanggung jawab urus itu. Semoga dua perusahaan itu bisa meluncur, baik yang bisnis digital dan konten pada semester ini, tahun ini,” ucapnya usai RUPSLB PT Visi Media Asia (VIVA) di Jakarta, Senin (15/3).
Ia melanjutkan, untuk bertahan di era digital saat ini, tak ada cara lain yang ditempuh, kecuali melakukan transformasi digital. Bisnis digital diharapkan bisa memberikan valuasi 15%-20% terhadap kinerja Visi Media Asia yang tak lain merupakan induk usaha Intermedia Capital.
Pihaknya belum membuka besaran investasi yang akan digelontorkan dan masih dihitung hingga kini. MDIA sendiri juga ingin berkolaborasi terlebih dulu.
”Investasinya belum kita hitung, tapi akan kita mulai dengan partnership dulu. Kita ingin partnership jangka panjang, dia teknologi, kita pasarnya. Kalau sudah dapatkan partnership dengan digital platform, maka kita akan minimal untuk investasinya,” jelasnya.
Baca Juga: Grup Bakrie Jual 39% Saham ANTV Senilai Rp 2,43 Triliun untuk Lunasi Utang
Adapun rencana konten yang akan disiarkan nanti terdiri dari olahraga, agama, dan pariwisata. Perseroan juga akan mengakomodasi para influencer untuk pengembangan tersebut.
Presiden Direktur VIVA Anindya Novyan Bakrie menambahkan, proses transformasi digital ini merupakan inisiatif diversifikasi konten-konten VIVA dan memperluas jangkauannya melalui berbagai platform digital untuk memanjakan konsumen milenial dan centennial. "VIVA banyak kerja sama dengan influencer, VIVA adalah medianya influencer, ini sangat besar perannya ke depannya," kata Anin Bakrie.
Anin melanjutkan, dalam 5 sampai 6 tahun ke depan perseroan menganggarkan capex dari dana kas internal sebesar Rp 1 triliun. "Dana tersebut dikhususkan untuk pengembangan konten dan digital. Angka tersebut baik untuk jadi modal, untuk kerja sama dengan influencer dan digital, kolaborasi tadi akan buat efek lebih besar,” ujarnya.
Dalam laporan keuangan kuartal III 2020, kinerja VIVA masih cukup tertekan. Perseroan mencatatkan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 994,57 miliar, lebih dalam dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 360,38 miliar. Sementara itu, dari sisi pendapatan juga mencatatkan penurunan dari sebelumnya Rp 1,65 triliun menjadi Rp 1,29 triliun.
Pendapatan tersebut, secara rinci ditopang dari pendapatan iklan Rp 1,28 triliun, lebih rendah dari posisi September 2019 sebesar Rp 1,65 triliun. Sedangkan, pendapatan non-iklan 6,93 miliar sedikit meningkat dari tahun lalu Rp 5,68 miliar.
Selanjutnya: Ini alokasi capex Visi Media Asia (VIVA) di tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News