Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksinasi Covid-19 turut mendongkrak permintaan rantai pendingin (cold chain) di segmen industri farmasi. Meski mengempit porsi yang tidak begitu signifikan, tapi melonjaknya permintaan dari farmasi turut menopang kinerja bisnis rantai pendingin di masa pandemi.
Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni mengungkapkan, permintaan dari sektor farmasi pada tahun lalu melesat hingga 45%. Walau begitu, secara keseluruhan porsi demand dari industri farmasi tidak begitu signifikan.
Dia memberikan gambaran, pemakaian cold storage untuk farmasi hanya berkisar 3%-4% sebelum pandemi, dan meningkat menjadi 5%-6% pada tahun lalu. "Pembuatan mini storage dan cold chain logistics untuk distribusi vaksin dan produk farmasi lainnya yang pertumbuhannya meningkat mencapai 45%," ungkap Hasanuddin kepada Kontan.co.id, Kamis (22/4).
Meningkatnya permintaan didorong oleh keperluan untuk distribusi dan penyimpanan vaksinasi covid-19, yang menyumbang kenaikan 30% demand rantai dingin untuk industri farmasi. Hasanuddin bilang, infrastruktur dan perlengkapan rantai pendingin untuk distribusi dan penyimpanan vaksin relatif sudah siap untuk Jawa, Bali dan Sumatera.
Namun untuk wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, masih diperlukan tambahan drop reefer container, reefer truck, reefer vehicle serta cool box yang sesuai dengan kapasitas infrastruktur yang tersedia di masing-masing daerah. Dalam kalkulasinya, paling tidak dibutuhkan total 1.000 unit peralatan tersebut utnuk pendistribusian dan penyimpanan di daerah Indonesia Tengah dan Timur.
"Sementara ini, terus di instalasi storage room vaksin yang rerata berukuran 150-200 m³ di beberapa propinsi seperti Ternate, Sorong, Manokwari, Bitung, Makassar, dan beberapa kabupaten di Sumatera," jelas Hasanuddin.
Baca Juga: Sempat terpangkas pandemi, industri rantai pendingin diproyeksi tumbuh 30% tahun ini
Adapun dalam cold chain vaksinasi, diperlukan cool box yang dilengkapi ice gel atau ice pack, dengan pemakaian reefer vehicle seperti mini van dan reefer motorcycle. Juga disertai dengan GPS dan monitoring suhu secara real time 5 menit sekali.
Hasanuddin melanjutkan, saat ini ARPI memiliki 108 perusahaan yang tercatat sebagai anggota, ditambah dengan 75 perusahaan UKM binaan. Dari jumlah tersebut, 14 anggota ARPI berpartisipasi dalam rantai pendingin vaksin secara Business to Business (B to B) dengan masing-masing produk dan layanannya.
"Eksekutor BUMN langsung B to B ke member ARPI. Lalu (ARPI) sebatas memberi tuntunan SOP Distribusi dan penyimpanan. Untuk yang vaksinasi ada 14 member, tetapi yang potensial dan sudah pengalaman," pungkas Hasanuddin.
Emiten yang memiliki infrastruktur rantai pendingin pun siap untuk mendukung program vaksinasi covid-19. Salah satunya PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP). Namun, Corporate Secretary CAMP Sagita Melati mengatakan bahwa pihaknya masih belum menerima informasi resmi dari pemerintah terkait penunjukan partisipasi dalam distribusi vaksin.
"Seandainya diperlukan oleh pemerintah, tentunya manajemen akan mendukung dengan pertimbangan internal dari pihak manajemen terkait keikutsertaan terutama aspek keamanan produk dan aspek teknis lainnya," kata Sagita kepada Kontan.co.id, Rabu (21/4).
Selanjutnya: Waspada, Covid-19 semakin banyak menyerang usia muda, gejala kian berat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News