kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Usulan Subsidi Perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Tanggung (MBT) Mengemukan


Senin, 16 Januari 2023 / 09:05 WIB
Usulan Subsidi Perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Tanggung (MBT) Mengemukan

Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembang mengusulkan adanya subsidi perumahan untuk masyarakat berpenghasilan tanggung (MBT) yang menyerupai subdisi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Wakil Ketua Real Estat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya mengatakan, hal ini diperlukan lantaran masyarakat berpenghasilan tanggung rata - rata adalah kaum milenial tidak berbeda jauh dengan MBR.

Celakanya, kalangan MBT ini yang harus membayar KPR dengan bunga komersial. Ini sangat memberatkan MBT, padahal mereka yang jadi tulang punggung pergerakan ekonomi kreatif dan IT.

Baca Juga: Pembangunan Rumah Subsidi Terancam Melambat, Ini Alasannya

"Pemerinta bisa support juga MBT tapi tidak sebesar MBR, misal 50% dari  subsidi bunga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)," kata Bambang pada Kontan.co.id, Minggu (15/1).

Dengan begitu, menurutnya kaum milenial tetap dapat membeli rumah KPR dan pasar properti nonsubidi di bawah Rp 1 miliar dapat bergerak.

Sebelumnya ia mengatakan pembangunan rumah subsidi menghadapi tantangan yang berat lantaran belum adanya regulasi baru terkait penyesuaian harga untuk rumah subsidi.

Padahal sebelumnya pemerintah menargetkan awal tahun ini regulasi penyesuaian harga rumah subsidi akan rampung dibahas.

Sementara, biaya produksi terus melambung tinggi diatas 30 persen sejak kenaikan BBM tahun lalu, dan belum pernah ada penyesuaian harga sejak 3 tahun ini.

Baca Juga: Backlog Rumah Tak Berkesudahan

"Developer sebenarnya berharap bisa naik 10%, tapi kami rasa 7% sudah fair enough agar pembeli tetap punya kemampuan membeli rumah dan developer tetap punya margin untuk survive," kata Bambang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×