kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Usai dapat restu OJK, begini peta bisnis Bank Syariah Indonesia


Jumat, 29 Januari 2021 / 06:30 WIB
Usai dapat restu OJK, begini peta bisnis Bank Syariah Indonesia

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggabungan alias merger tiga bank syariah milik Himbara telah mendapat restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bila berjalan mulus, cikal bakal bank syariah terbesar di Indonesia ini akan diluncurkan pada 1 Februari 2021 mendatang. 

Kementerian BUMN selaku pemegang saham pun punya sederet rencana untuk pengembangan bank yang diberi nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tersebut. Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, nantinya BSI bakal menjadi bank terbesar ke-8 di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 2,4% dari total aset perbankan di Tanah Air. 

"Penggabungan tiga bank syariah, bertujuan untuk meningkatkan kapitalisasi dan kapabilitas perbankan syariah di Indonesia," ujar Erick. 

Bukan cuma itu, kapitalisasi pasar BSI pasca efektif dipastikan bakal masuk ke dalam jajaran 10 besar bank syariah secara global. Antara lain mencapai US$ 7 miliar hingga US$ 8 miliar.

Dia juga berharap, nantinya bank syariah tersebut dikemas secara digital dengan kualitas pelayanan yang tinggi, serta ada institusi yang kuat. Tujuannya, BSI bisa bersaing tak hanya di pasar perbankan dalam negeri tapi secara global. 

Baca Juga: Alhamdulillah, Bank Syariah Indonesia sudah kantongi restu dari OJK

Adapun, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan, kapabilitas BSI pun dipastikan mampu menjawab tantangan industri yang semakin berkembang. Hal ini ditandai dari posisi aset BSI yang per Desember 2020 menurut hitung-hitungan sudah mencapai Rp 239,56 triliun. 

Aset tersebut diperkuat dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berjumlah Rp 209,98 triliun serta pembiayaan senilai Rp 156,51 triliun. Pun, dari sisi permodalan sangat memadai dengan angka mencapai Rp 22,61 triliun. Hery menjelaskan, pasca efektif penggabungan BSI rampung di awal Februari 2021, pihaknya akan dengan segera melakukan proses integrasi. 

Fokus bisnis BSI nantinya menurut Hery tidak akan lepas dari segmen UMKM. Melihat salah satu bank peserta merger yakni PT Bank BRI Syariah Tbk yang punya komposisi  UMKM sebesar 41,33% dari total pembiayaan. "Oleh karena itu, BSI tetap memiliki komitmen terhadap segmen UMKM," katanya. 

Tak hanya di UMKM, bisnis BSI juga akan terpusat di segmen ritel dan komersial (wholesale). Terutama untuk mendukung pengembangan ekosistem industri halal yang tengah berkembang. 

Selanjutnya: Ini hasil kinerja Bank Mandiri pada tahun 2020 dan rencana bisnis di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×