kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Usai Beli Hotel Mewah Di China, Sukanto Tanoto Investasi US$ 1,5 Miliar


Sabtu, 11 Mei 2024 / 07:37 WIB
Usai Beli Hotel Mewah Di China, Sukanto Tanoto Investasi US$ 1,5 Miliar
ILUSTRASI. Sukanto Tanoto siap tanam modal US$ 1,5 miliar untuk mengembangkan perusahaan penghasil serat lyocell di China

Reporter: Adi Wikanto, Diki Mardiansyah, Filemon Agung | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu orang terkaya Indonesia, Sukanto Tanoto kembali memperkuat bisnis di China. Setelah beli hotel mewah di China, Sukanto Tanoto siap tanam modal US$ 1,5 miliar untuk mengembangkan perusahaan penghasil serat lyocell.

Awal tahun 2024, Forbes memberitakan Pacific Eagle Real Estate-yang dikendalikan oleh miliarder Indonesia, Sukanto Tanoto membeli sebuah hotel mewah di Shanghai dari pengembang Cina, Dalian Wanda Group. Akuisisi ini sejalan dengan perluasan investasi properti oleh kantor keluarga yang berbasis di Singapura ini.

Rincian harga tidak diungkapkan, tetapi situs web real estat Mingtiandi melaporkan bahwa Pacific Eagle membayar sebanyak 1,7 miliar yuan (US$ 240 juta) untuk Wanda Reign on the Bund, sebuah hotel mewah dengan 193 kamar di distrik tepi pantai Bund yang bersejarah di Shanghai.

Hotel tersebut terkenal dengan bangunan-bangunan art deco bergaya Barat yang dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dibuka pada bulan Juni 2016, Wanda dilaporkan menghabiskan 3,4 miliar yuan untuk membangun hotel bintang tujuh ini, menjadikan hotel ini sebagai hotel termahal yang pernah dibangun di Tiongkok.

"Sebagai investor jangka panjang, Pacific Eagle Real Estate mengakuisisi hotel Shanghai Wanda Reign on the Bund untuk pelestarian modal," ujar juru bicara Pacific Eagle melalui email, dikutip Forbes.

Terbaru, Kompas.com memberitakan perusahaan konglomerasi Royal Golden Eagle (RGE) milik miliarder Indonesia Sukanto Tanoto investasi besar di China. Kumpulan perusahaan tersebut berencana membangun fasilitas senilai 1,5 miliar dollar AS atau senilai 11 miliar yuan di Provinsi Shandong untuk memproduksi serat lyocell.

Fasilitas tersebut, yang diperkirakan akan memproduksi 600.000 ton serat lyocell setiap tahunnya. Serat itu nantinya akan menjadi bahan mentah utama untuk kertas dan tekstil. Langkah ini menyusul akuisisi RGE baru-baru ini atas raksasa kertas tisu asal China, Vinda International Holdings.

Dilansir dari West Observer, RGE terus meningkatkan operasinya di China, dengan unitnya Asia Symbol yang telah mengoperasikan pabrik di Provinsi Shandong dan Guangdong. Fasilitas ini menghasilkan berbagai macam produk termasuk pulp, kertas halus, kertas karton, dan kertas tisu.

Ekspansi perusahaan di China merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk meraih peluang di pasar Asia yang berkembang pesat dan memperkuat posisinya di industri global. Selain di China, RGE juga fokus memperluas kehadirannya di Brasil.

Baca Juga: Para Taipan Indonesia Yang Makin Kaya di Tengah Penurunan IHSG

Dalam beberapa tahun terakhir, unit perusahaan Bracel mengakuisisi OL Papeis Brasil dan mengumumkan investasi 500 juta dollar As untuk mengembangkan fasilitas kertas tisu dan pulp di negara tersebut. Investasi strategis ini menggarisbawahi visi Tanoto untuk mendiversifikasi operasi RGE dan memasuki pasar negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan signifikan.

Dengan kekayaan bersih sebesar 3,1 miliar dollar AS, Tanoto adalah pemilik RGE, konglomerat terdiversifikasi dengan aset melebihi 35 miliar dollar AS di sektor pulp dan kertas, minyak sawit, dan energi. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 70.000 orang di seluruh dunia dan terus memperluas portofolionya di berbagai industri.

Di sisi lain, cabang bisnis real estat Tanoto, Pacific Eagle Real Estate, juga telah memperluas kepemilikan propertinya di China, Singapura, dan Eropa, yang mencerminkan komitmennya untuk menjajaki peluang di sektor real estat.

Selain itu, Tanoto secara aktif terlibat dalam diskusi dengan miliarder Singapura Kwek Leng Beng, yang mengendalikan raksasa real estate City Developments, untuk menjajaki potensi usaha real estate di Inggris. Kemitraan ini dapat semakin meningkatkan jejak global RGE dan membuka jalan baru bagi pertumbuhan di sektor riil.

Gurita bisnis Sukanto Tanoto

Sukanto Tanoto adalah taipan yang memiliki banyak lini bisnis. Tahun 2023 lalu, Sukanto Tanoto ekspansi di Singapura dengan membeli Tanglin Shopping Center yang terletak di kawasan perbelanjaan elite Orchard Road Singapura.

Sukanto Tanoto membeli pusat perbelanjaan tersebut melalui Paciic Eagle Real Estate. Nilai investasi pembelian pusat perbelanjaan ini tersebut mencapai Rp 9,5 triliun.

Pacific Eagle adalah bagian dari RGE Group, perusahaan yang didirikan Sukanto Tanoto pada 1973 silam. Mengutip laman resmi RGE Group, perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur berbasis sumber daya alam melalui sejumlah anak perusahaan.

Pertama, Asia Pacific Resources International Holding Ltd (APRIL). Perusahaan ini merupakan produsen pulp dan kertas terbesar di dunia dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 2,8 juta ton pulp dan 1,15 juta ton kertas.

Kedua, Asia Symbol yang juga merupakan produsen pulp dan kertas. Asia Symbol yang didirikan di China pada 2005 ini memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 2 juta ton pulp, 1 juta ton kertas dan 530.000 ton kertas karton.

Baca Juga: Miliarder Indonesia Beli Mal Mewah di Singapura

Ketiga, Asian Agri, produsen minyak kelapa sawit terbesar di Asia dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun. Asian Agri tercatat memiliki 160.000 hektare lahan perkebunan sawit.

Keempat, Apical Group Ltd yang merupakan pengelola dan pengekspor minyak sawit serta produk turunannya.

Apical memiliki empat kilang minyak yang terletak di Indonesia dan Tiongkok dengan total kapasitas 4,2 juta ton per tahun.

Terbaru, Apical melalui anak usahanya di Spanyol, Bio-Oils telah menyepakati pembentukan usaha patungan dengan Cepsa untuk produksi biodiesel dengan nilai investasi hingga €1 miliar.

Kerja sama ini menandai masuknya Apical ke pasar bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuels (SAF).

Kelima, Bracell yang bergerak di bidang dissolving pulp dan selulosa khusus. Bracell mengelola sekitar 234.000 hektar lahan dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 750.000 ton pulp.

Keenam, Sateri adalah produsen terbesar dunia di bidang serat viscose-rayon. Viscose-rayon sendiri merupakan serat alami yang terdapat pada sejumlah produk sehari-hari seperti tekstil, tisu basah serta produk perawatan diri.

Sateri tercatat memiliki enam pabrik viscose yang seluruhnya terletak di China dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 1,8 juta ton.

Ketujuh, Asia Paific Rayon (APR) yang juga merupakan produsen viscose rayon. Perusahaan ini memiliki pabrik dengan kapasitas mencapai 240 ribu ton per tahun.

Kedelapan, Pacific Oil & Gas atau Pacific Energy yang merupakan perusahaan pengembangan sumber daya energi mulai dari minyak dan gas bumi (migas) hingga ketenagalistrikan. Bisnis Pacific Energy terletak di sejumlah negara seperti Indonesia, Tiongkok dan Kanada.

Itulah jaringan bisnis Sukanto Tanoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×