Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya peningkatan produksi Blok Rokan dengan metode Enhance Oil Recovery (EOR) pasca alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia kepada PT Pertamina (Persero) dikabarkan masih menemui kendala. Pasalnya, Chevron enggan memberikan satu formula, dari empat formula EOR yang diperlukan.
Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Agus Suprijanto mengakui, hingga kini pihaknya masih melakukan diskusi dengan pihak Chevron mengenai EOR di Blok Rokan. Sayangnya, Agus belum dapat memberikan gambaran terkait progres diskusi yang dilakukan Pertamina dengan Chevron.
"Untuk materi diskusi dengan Chevron, kami lakukan internal, belum bisa di-share," kata Agus kepada Kontan.co.id, Sabtu (14/11).
Baca Juga: Jangan tanya lagi! Freeport tak bangun smelter baru, cuma ekspansi smelter eksisting
Secara umum, program kerja untuk tahun 2021 di Blok Rokan pun masih dibahas bersama SKK Migas. Yang pasti, Agus memastikan bahwa proses transisi alih kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan tetap berjalan sesuai rencana, yang mana Pertamina Hulu Rokan akan menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pelaksana pengelola WK Rokan mulai 9 Agustus 2021. "Terkait detail program, kami akan share apabila sudah ada hasil official," sebut Agus.
Dia pun menyampaikan bahwa skema EOR tetap akan dikerjakan Pertamina. Meski tidak membeberkan seberapa signifikan dampak penggunaan EOR untuk menambah produksi di Blok Rokan, namun Agus meyakinkan bahwa Pertamina sudah memiliki kalkulasi. Agus bilang, saat ini diskusi terkait keekonomian masih berlangsung. "Perhitungan sudah ada. Saat ini sedang dalam diskusi terkait berbagai alternatif keekonomian dengan pihak pemerintah," terang Agus.
Hingga tulisan ini dibuat, pihak Chevron Pacific Indonesia belum menjawab permintaan konfirmasi Kontan.co.id mengenai progres transisi alih kelola Blok Rokan serta formula EOR untuk meningkatkan produksi di sana.
Merujuk pemberitaan Kontan.co.id, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan, agar PT Pertamina dapat melaksanakan EOR maka dibutuhkan empat formula, namun satu formula lainnya enggan diberikan Chevron. "Chevron tidak mau berikan formula, ada 4 formula yang tiga diberikan yang satu nggak. Ya sudah ambil saja dari 3 inti campuran," ujar Djoko dalam diskusi virtual, Kamis (12/11).
Meski begitu, Djoko menyampaikan bahwa masih ada Lemigas, serta lembaga penelitian lain termasuk ITB serta para ahli yang dapat menemukan 1 formula tersebut.
Baca Juga: Seismik Laut 3D Pertamina Hulu Energi (PHE) OSES rampung lebih cepat
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (CEO Upstream Subholding) Budiman Parhusip mengungkapkan kondisi blok Rokan didominasi mayoritas sumur tua sehingga perlu dilakukan EOR demi meningkatkan produksi yang ada.
"Chemical EOR alan dilakukan pada 2024 dan 2025. Karena Rokan ini adalah lapangan yang sudah sangat berumur," kata Budiman.
Selanjutnya: Bidik peluang permintaan energi dalam negeri, bisnis Elnusa (ELSA) terus mengalir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News