kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Unitlink dengan Imbal Hasil Terbesar Berdasarkan Penempatan Dana, Ini Jawaranya


Kamis, 13 Juli 2023 / 07:15 WIB
Unitlink dengan Imbal Hasil Terbesar Berdasarkan Penempatan Dana, Ini Jawaranya

Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa produk unitlink mampu memberikan hasil yang tinggi pada Juni 2023 atau Semester I-2023. Mengacu pada data Infovesta, berdasarkan penempatan dana, imbal hasil produk unitlink saham menjadi yang paling tinggi mencatatkan rata-rata 3,30%, diikuti pendapatan tetap rata-rata 3,01%, kemudian campuran 2,13%, dan pasar uang 1,45%.

Terkait hal itu, terdapat masing-masing produk jawara di setiap sektornya. Berdasarkan unitlink pendapatan tetap secara year to date (YtD), produk IFG Link Pendapatan Tetap mengisi posisi teratas dengan imbal hasil tertinggi, yakni 8,47%. Disusul Generali Fix Income Long Duration 6,70%, kemudian Excellink Fix Income Syariah 6,68%.

Sementara itu, unitlink campuran teratas diduduki Smartwealth Dollar Multi Asset Fund dengan imbal hasil 9,29%, selanjutnya Smartwealth Dollar Multi Asset Class B Fund sebesar 9,27%, dan IFG Link Berimbang sebesar 8,93%.

Baca Juga: Imbal Hasil Unitlink Kian Unjuk Gigi

Adapun unitlink saham dengan imbal hasil tertinggi dipegang PFI Mega Life USD Global Equity Opportunity Fund 33,87%, disusul Smartwealth Dollar Equity World Opportunities Funds US$ sebesar 31,46%, kemudian PRUlink US Dollar Global Tech Equity Fund dengan imbal hasil 27,66%.

Berdasarkan pasar uang, produk Dynamic Money menempati urutan pertama dengan imbal hasil 9,28%, diikuti Sequis Q Dynamic Fund sebesar 6,68%, kemudian AFI Progressive Money Rp sebesar 5,68%.

Terkait hasil tersebut, Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama mengatakan kinerja unitlink Generali pada semester I-2023 menunjukkan persentase perbaikan jika dibandingkan periode yang sama pada 2022. 

"Adapun kinerja secara ytd untuk beberapa unit link Generali, khususnya Equity melampaui kinerja IHSG secara ytd 2023. Beberapa unit link Generali, seperti Generali Equity dan Generali Equity Ultima mampu memberikan performa positif di level 7,24% dan 6,72% beruturut-turut secara ytd," ungkap dia kepada KONTAN.CO.ID, Rabu (12/7).

Vivin menerangkan berdasarkan data pada Fund Fact Sheet, penopang meningkatnya imbal hasil dari produk unit link perusahaannya karena meningkatnya harga saham beberapa holding secara signifikan di semester I-2023 yang disebabkan oleh normalisasi tingkat suku bunga. Sebab, mulai terkendalinya inflasi di beberapa emerging market, termasuk Indonesia. 

Baca Juga: Produk PAYDI Masih Menekan Pendapatan Premi Asuransi Jiwa

Hal itu tentu menjadi angin segar bagi emiten-emiten di sektor properti, konsumsi, dan infastruktur yang harga sahamnya sempat tertekan sepanjang 2022 akibat tertundanya re-opening economy setelah pandemi Covid-19 karena adanya konflik geopolitik, gangguan rantai pasokan global, dan ancaman inflasi tinggi, yang berujung pada kebijakan moneter agresif yang dilakukan oleh Bank Sentral dunia. 

"Peningkatan harga saham itu juga cukup tersebar tidak hanya pada saham-saham berkapitalisasi besar, tetapi juga berkapitalisasi kecil dan menengah," katanya.

Menurut Vivin, prospek investasi unitlink sepanjang tahun 2023, terlebih memasuki semester II-2023, masih cukup menjanjikan, khususnya pada pasar saham.

"Kami melihat akan adanya geliat yang makin besar seiringnya pembukaan kembali ekonomi pasca pandemi Covid-19 dan Indonesia mulai masuk ke tahun politik yang mana akan cukup signifikan berpengaruh terhadap pasar modal," ujarnya.

Mengenai portfolio unitlink yang terbaik untuk ditaruh, Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Anggi mengatakan semuanya tergantung ke profil risiko investor. 

"Kalau profil risiko agresif, dominan bisa memilih unitlink saham. Sebab, akan dapat high return, tentunya dengan porsi risiko yang lebih tinggi juga. Saat ini, pilihan yang tersedia ada unit link IDR dan USD," ungkapnya.

Baca Juga: Unitlink Condong ke Arah Proteksi Bukan untuk Investasi

Nico menyampaikan jika melihat secara bulanan, unitlink denominasi IDR naik lebih tinggi dari US$. Adapun unitlink US$ secara ytd naik paling tinggi. Oleh karena itu, dia mengatakan keduanya bisa jadi pilihan terbaik. 

Untuk prospeknya, Nico berpendapat unitlink masih berpotensi tumbuh, terutama jenis pendapatan tetap. Didorong oleh sentimen melandainya tingkat inflasi domestik, global, serta perlambatan ekonomi di banyak negara yang akan memaksa bank sentral global untuk menahan atau bahkan memangkas suku bunga acuan. 

Meskipun demikian, dia mengatakan volatilitas di aset pendapatan tetap masih dibayangi oleh ketidakpastian terkait arah suku bunga The Fed dan data ekonomi di Amerika Serikat yang masih cukup kuat. Dengan demikian, memaksa THe Fed untuk terus bersikap hawkish. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×