kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Uni Eropa mempertimbangkan untuk memberi sanksi terhadap junta militer Myanmar


Selasa, 23 Februari 2021 / 17:20 WIB
Uni Eropa mempertimbangkan untuk memberi sanksi terhadap junta militer Myanmar

Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Uni Eropa memperingatkan pihaknya sedang mempertimbangkan sanksi terhadap Myanmar sementara Amerika Serikat menghukum dua jenderal atas kaitannya dengan kudeta militer. Negara-negara Barat berusaha menekan junta untuk menghindari tindakan kekerasan setelah berminggu-minggu protes.

Pemogokan massal menutup bisnis di negara tersebut pada hari Senin ketika demonstrasi besar terjadi dengan damai meskipun ada peringatan dari pihak berwenang bahwa konfrontasi dapat membuat orang terbunuh. Lebih banyak protes direncanakan untuk hari Selasa.

Semalam, pemerintah Uni Eropa menunjukkan dukungan bagi mereka yang berusaha membalikkan kudeta 1 Februari dan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi. "Kami tidak siap untuk berdiri dan menonton," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas di Brussel, menambahkan bahwa sanksi dapat terjadi jika diplomasi gagal.

Baca Juga: AS menjatuhkan sanksi pada dua jenderal Myanmar atas kudeta militer yang terjadi

Uni Eropa sedang mempertimbangkan sanksi yang akan menargetkan bisnis yang dimiliki oleh tentara, tetapi blok tersebut mengesampingkan pembatasan preferensi perdagangannya untuk menghindari pekerja miskin.

Pasukan keamanan Myanmar telah menunjukkan lebih banyak pengekangan sejak kudeta daripada dalam konfrontasi sebelumnya dengan mereka yang mendorong demokrasi dalam hampir setengah abad pemerintahan militer langsung.

Meski begitu, tiga pengunjuk rasa telah tewas, dua ditembak mati di kota kedua Mandalay pada hari Sabtu, dan seorang wanita yang meninggal pada hari Jumat setelah ditembak lebih dari seminggu sebelumnya di ibu kota, Naypyitaw.

Militer mengatakan seorang polisi tewas karena luka-luka yang dideritanya selama protes. Ia menuduh pengunjuk rasa memprovokasi kekerasan.

Selanjutnya: Pengunjuk rasa Myanmar menyerukan pemogokan dan demo lebih besar terhadap kudeta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×