Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy secara resmi menjadi tuan rumah pertemuan puncak (KTT) di Kyiv dengan negara-negara sekutu pada Sabtu (26/11) untuk meluncurkan rencana mengekspor biji-bijian senilai US$ 150 juta ke negara-negara yang paling rentan terhadap kelaparan dan kekeringan.
Seperti dilansir Reuters pada Sabtu (26/11), Kyiv mengatakan makanan yang diekspor dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina di bawah rencana yang dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belum mencapai negara yang paling rentan.
Adapun, Zelenskiy mengatakan Kyiv telah mengumpulkan US$ 150 juta dari lebih dari 20 negara dan Uni Eropa untuk mengekspor biji-bijian ke negara-negara rentan, di antaranya Ethiopia, Sudan, Sudan Selatan, Somalia, dan Yaman.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Bertempur, Bisnis Senjata Eropa Timur Tumbuh Subur
"Kami berencana mengirim setidaknya 60 kapal dari pelabuhan Ukraina ke negara-negara yang paling menghadapi ancaman kelaparan dan kekeringan," kata Zelenskiy dalam pertemuan tersebut.
KTT tersebut dihadiri langsung oleh perdana menteri Belgia, Polandia, Lituania, dan Presiden Hongaria. Selain itu, dihadiri pula oleh Presiden Jerman dan Prancis serta ketua Komisi Eropa yang menyampaikan pidato melalui video.
Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah KTT mengatakan bahwa, sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, dunia telah menerima 10 juta ton lebih sedikit produk pertanian dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
"Ini berarti keamanan pangan jutaan orang di seluruh dunia terancam," katanya, menyalahkan blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina di awal konflik.
Negara peserta KTT yakin akan bersama-sama mengatasi konsekuensi kemanusiaan dan ekonomi yang parah dari krisis pangan global yang disebabkan oleh perang agresif Rusia melawan Ukraina.
Baca Juga: Harga Minyak Brent Ditutup Turun Tipis, Simak Sentimennya
Pertemuan itu bertepatan dengan hari peringatan tahunan Ukraina untuk Holodomor, bencana kelaparan era Stalin yang menewaskan jutaan orang Ukraina pada musim dingin tahun 1932 sampai 1933.
Dalam pidatomelalui video, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan kontribusi sebesar 6 juta euro (US$ 6,24 juta) untuk transportasi dan distribusi untuk Program Pangan Dunia biji-bijian Ukraina ke Yaman dan Sudan.
"Negara yang paling rentan dan sengsara tidak boleh membayar harga perang yang tidak mereka inginkan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News