kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turun Lagi, HBA Januari 2022 Sebesar US$ 158,50 Per Ton


Jumat, 07 Januari 2022 / 05:35 WIB
Turun Lagi, HBA Januari 2022 Sebesar US$ 158,50 Per Ton

Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Januari 2022 turun ke angka US$ 158,50 per ton. Posisi tersebut koreksi US$ 1,29 dibandingkan dengan HBA bulan Desember 2021, yang mencapai US$ 159,79 per ton. Salah satu pemicu penurunan HBA adalah peningkatan produksi batubara domestik di China.

"Pemerintah Tiongkok berusaha meningkatkan produksi batubara dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri yang berdampak pada meningkatnya stok batubara dalam negeri," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (6/1).

Agung melanjutkan, sepanjang tahun 2021 lalu, HBA mengalami kenaikan pesat. Bahkan sempat mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Sekedar mengingatkan, HBA Januari 2021 berada di level US$ 75,84 per ton, lalu naik pada bulan Februari menjadi US$ 87,79 per ton. HBA sempat turun ke US$ 84,47 per ton.

Baca Juga: Kementerian ESDM Tegaskan Harga Jual Batubara untuk Kelistrikan Tetap US$ 70 per Ton

Selanjutnya HBA mengalami kenaikan secara beruntun hingga bulan November 2021 pada angka US$ 215,01 per ton. Rinciannya, April di angka US$ 86,68, Mei ke US$ 89,74 per ton, Juni di US$ 100,33 per ton, Juli ke US$ 115,35 per ton, Agustus menjadi US$ 130,99 per ton, September di US$ 150,03 per ton, dan Oktober menjadi US$ 161,63 per ton.

Namun, HBA sempat mengalami penurunan pada bulan Desember setelah berada di US$ 159,79 per ton.

Di sisi lain, kedatangan musim dingin di bagian utara dunia membuat kebutuhan listrik untuk penghangat ruangan meningkat tajam serta terdapat kendala pasokan gas di Eropa juga menjadi faktor lain penurunan harga.

"Negara-negara di Eropa beralih ke batubara untuk pembangkit listrik," ungkap Agung.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Baca Juga: Surati Kementerian ESDM, Ini Permintaan Jepang Terkait Larangan Ekspor Batubara

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×