Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring kenaikan penjualan motor dan mobil setiap bulannya, hal tersebut membawa dampak yang positif bagi industri ban. Menurut Managing Director PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI), Mukiat Sutikno tren kenaikan sudah dirasakan di kuartal ketiga yang lalu.
Dengan pelonggaran PSBB membuat showroom ban dapat beroperasi dan meningkatkan penjualan produknya. "Gejolaknya positif di kuartal ketiga itu jika dibandingkan kuartal sebelumnya, cuma memang belum dapat menyamai perolehan seperti tahun lalu," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/11).
BTI sendiri memproduksi ban mobil, baik antara segmen pasar replacement dan OEM punya porsi tersendiri. Untuk pasar replacement menurut Mukiat punya size yang cukup besar mengingat populasi mobil di Indonesia bisa mencapai belasan juta unit.
Baca Juga: Daya beli terangkat, permintaan ban lokal naik 10% sejak bulan Agustus
Memasuki akhir tahun dengan libur panjang, biasanya menjadi peluang bagi bisnis ban karena akan ada agenda mengganti ban bagi pelancong atau pemudik. Mukiat menilai peluang itu masih belum pasti, sebab industri tak menutup mata tantangan pandemi masih belum berakhir.
Untuk mempersiapkan tren pasar di beberapa bulan mendatang, BTI sudah menambah 10 channel pemasaran baru di Indonesia di tahun 2020 ini.
Memasuki tahun 2021, Mukiat bilang jika pandemi dapat segera tertangani maka pasar ban akan cepat pulih paling tidak mencapai level 80% dari realisasi di tahun sebelum pandemi.
"Kemungkinan untuk segmen passanger car baru bisa pulih di tahun 2022," sebutnya. Hal senada juga diungkapkan produsen ban lainnya, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang melihat perbaikan di kuartal ketiga tahun ini
Lantaran memproduksi ban mobil dan motor Kisyuwono, Sekretaris Perusahaan GJTL mengatakan pertumbuhan di segmen ban motor lebih menjanjikan di kuartal tersebut. Sayangnya perseroan enggan membagikan detail pertumbuhannya.
Begitu pula dengan pasar replacement akan lebih menguat ketimbang segmen pasar OEM di tahun ini. "Perseroan cukup optimistis bahwa pertumbuhan dapat berlanjut hingga akhir tahun. Perseroan secara berkelanjutan menggalakkan efisiensi di setiap aspek operasional nya," terang Kisyuwono, Jumat (13/11).
Baca Juga: Tahun segini mulai Rp 100 juta, ini harga mobil bekas Honda Civic November 2020
Mengulik laporan keuangan perseroan, GJTL mengantongi pendapatan Rp 9,62 triliun sepanjang sembilan bulan 2020. Nilai tersebut turun 19,43% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,94 triliun.
Rinciannya, pendapatan dari pihak berelasi lokal menyumbang Rp 19,83 miliar, pihak berelasi ekspor menyumbang Rp 1,98 triliun, kemudian penjualan pihak ketiga ke pasar lokal menyumbang Rp 5,88 triliun, dan penjualan pihak ketiga pasar ekspor tercatat sebesar Rp 1,84 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News