kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi E-Commerce Diproyeksi Naik saat Lebaran 2022, Ini Penyebabnya


Selasa, 05 April 2022 / 08:25 WIB
Transaksi E-Commerce Diproyeksi Naik saat Lebaran 2022, Ini Penyebabnya

Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi E-Commerce Indonesia atau idEA optimistis, nilai transaksi e-commerce akan meningkat signifikan selama periode Ramadhan dan Idul Fitri 2022.

“Kami memperkirakan akan ada peningkatan (nilai transaksi e-commerce) cukup signifikan. Dengan adanya pelonggaran dan pergerakan ekonomi yang membaik,” tutur Ketua Umum idEA Bima Laga kepada Kontan.co.id, Senin (4/4).

Apalagi, seiring dengan pemerintah melonggarkan restriksi dengan membolehkan mudik. Nah, dengan pelonggaran mudik ini, kemudian dirinya memperkirakan penjualan yang meningkat adalah fesyen, produk lifestyle, dan kecantikan, serta keperluan sehari-hari.

Senada dengan Bima, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan nilai transaksi e-commerce pada tahun ini akan meningkat dari nilai transaksi pada tahun 2021.

Baca Juga: BI Catat Nilai Transaksi E-Commerce Tumbuh 12,82%

Menurut perkiraan Bhima, total nilai transaksi e-commerce pada periode Ramadhan 2022 atau pada kuartal II-2022 akan berada di kisaran Rp 90 triliun hingga Rp 95 triliun. Ini meningkat sekitar 19,3% yoy dari capaian pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 75,4 triliun.

Namun, Bhima melihat peningkatan ini tidak maksimal. Pasalnya, seharusnya pada kuartal II-2022 ini total nilai transaksi e-commerce berpeluang naik sekitar 25% yoy hingga 30% yoy. Kata Bhima, ada beberapa faktor yang menghambat pertumbuhan e-commerce.

Pertama, normalisasi mobilitas. Ini memang meningkatkan roda perekonomian, tetapi ini juga membuat masyarakat mulai kembali membeli barang secara langsung (offline).

Kedua, kenaikan harga barang kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) membuat masyarakat khususnya kelas menengah fokus pada pemulihan kebutuhan rutin.

Ketiga, platform e-commerce yang mulai mereduksi promo dan diskon untuk menekan biaya dan tuntutan pra IPO agar laporan keuangan lebih menarik investor ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×