kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tokopedia menikmati suburnya ekosistem ekonomi digital di Indonesia


Jumat, 12 Maret 2021 / 10:15 WIB
Tokopedia menikmati suburnya ekosistem ekonomi digital di Indonesia

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi digital Indonesia potensial untuk terus bertumbuh baik dari sisi nilai maupun ekosistemnya. Sebagai salah satu pemain e-commerce terbesar, Tokopedia turut menopang sekaligus menikmati suburnya ekosistem ekonomi digital di Indonesia.

External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menyampaikan, pandemi covid-19 selama 2020 membawa banyak pergeseran pada aspek hidup masyarakat. Teknologi dan digitalisasi kini bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan telah berkembang pesat menjadi sebuah kebutuhan.

"Praktiknya, kini lebih banyak masyarakat yang memanfaatkan kanal digital seperti Tokopedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengurangi risiko penyebaran virus di tempat ramai," kata Ekhel saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (11/3).

Kondisi itu mendorong peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan Tokopedia. Sebelum pandemi atau pada Januari 2020, ada lebih dari 90 juta pengguna aktif Tokopedia. Jumlah itu telah bertambah menjadi lebih dari 100 juta pada Desember 2020.

Pandemi, imbuh Ekhel, juga menjadi momentum bagi berbagai industri serta pegiat usaha seperti UMKM untuk mengakselerasi dan adopsi platform digital agar dapat mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Adapun jumlah penjual yang tergabung di Tokopedia saat ini tercatat lebih dari 10 juta penjual.

Menurut Ekhel, hampir 100% adalah UMKM, bahkan 94%-nya merupakan penjual berskala ultra mikro. "Artinya ada peningkatan sebesar lebih dari 2,8 juta dari 7,2 juta penjual sejak sebelum pandemi Januari 2020 lalu." terangnya.

Baca Juga: E-commerce terus tumbuh, kontributor ekonomi digital semakin bervariasi

Hal itu turut mendorong peningkatan transaksi pada berbagai kategori Tokopedia. Kategori makanan dan minuman, kesehatan, perawatan hewan, buli dan pertukangan, menjadi lima kategori dengan peningkatan transaksi paling tinggi menjelang akhir tahun 2020.

Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pada tahun lalu ekonomi digital Indonesia tumbuh double digit. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia melebihi dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura.

Di kawasan ASEAN hanya kalah dari Vietnam yang mampu tumbuh 16%. "Ekonomi digital kita masih bisa berkembang dua digit di atas negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura dan kita masih kalah hanya dengan Vietnam, 16%," sebut Luhut pada Senin (8/3)."

Dia membeberkan, akumulasi pembelian dari pengguna atau Gross merchandise value (GMV) ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara mencapai US$ 105 miliar, setara Rp 1.505 triliun (dengan kurs Rp14.300). Data Global Startup Ecosystem Report 2020 menyebutkan bahwa Indonesia nilai ekosistem digital Indonesia, sebesar US$ 26,3 miliar atau setara Rp 376,09 triliun.

Selanjutnya: Penyaluran pinjaman fintech di e-commerce masih minim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

×