kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Timbulkan Pertanyaan, Mengapa Rusia Menggunakan Rudal Hipersonik di Perang Ukraina?


Selasa, 22 Maret 2022 / 11:00 WIB
Timbulkan Pertanyaan, Mengapa Rusia Menggunakan Rudal Hipersonik di Perang Ukraina?

Sumber: Yahoo News,Al Jazeera | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Militer Rusia mengklaim telah dua kali melepaskan rudal hipersonik dalam invasinya ke Ukraina. Serangan tersebut berhasil menghancurkan depot senjata yang dilakukan selama sebulan lamanya.

Pada hari Sabtu (19/3/2022), Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menyerang sebuah rudal bawah tanah dan gudang amunisi di sebuah desa yang berbatasan dengan Rumania. Dan pada hari Minggu (20/3/2022), mereka telah menghancurkan sebuah depot bahan bakar di dekat kota selatan Mykolaiv.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov mengklaim, serangan itu menggunakan rudal hipersonik Kinzhal, atau "belati" terbarunya, di Ukraina.

“Sistem rudal penerbangan Kinzhal dengan rudal aeroballistik hipersonik menghancurkan gudang bawah tanah besar yang berisi rudal dan amunisi penerbangan di desa Deliatyn di wilayah Ivano-Frankivsk,” klaim Konashenkov seperti yang dikutip dari Yahoo News.

RIA Novosti, kantor berita negara Rusia, mengatakan serangan itu adalah pertama kalinya senjata generasi berikutnya digunakan sejak pasukan Rusia dikerahkan ke Ukraina pada 24 Februari.

Baca Juga: Rusia Gempur Ukraina dengan Rudal Jelajah Kalibr, Begini Kemampuannya

Namun, pada 9 Maret, Garda Nasional Ukraina membagikan gambar rudal hipersonik yang tidak meledak di kota Kramatorsk di wilayah Donetsk yang memisahkan diri. Laporan tidak memverifikasi apakah itu rudal "belati".

Senjata ideal

Rudal canggih, yang sebelumnya digambarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “senjata ideal,” adalah salah satu dari beberapa senjata baru yang dia luncurkan dalam pidato kenegaraannya pada tahun 2018. 

Selama pidato itu, Putin membual bahwa rudal itu bisa mengenai hampir semua titik di seluruh dunia dan menghindari perisai pertahanan rudal Amerika Serikat.

Diyakini bahwa Rusia pertama kali menggunakan senjata hipersonik untuk mendukung Bashar Assad selama perang saudara Suriah pada tahun 2016, meskipun belum dikonfirmasi apakah itu model Kinzhal yang tepat.

Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Bisa Tekan Pertumbuhan Ekonomi Global

Rudal tersebut, yang dirancang untuk diluncurkan dari jet tempur MiG, dapat terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara, dan tidak seperti rudal lainnya, dapat mengubah arah selama penerbangannya, sehingga sistem pertahanan udara tidak mungkin menembak jatuhnya. 



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×