kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,97   -24,76   -2.67%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Thorcon Power menanti langkah pemerintah dalam pengembangan pembangkit tenaga nuklir


Selasa, 30 November 2021 / 10:20 WIB
Thorcon Power menanti langkah pemerintah dalam pengembangan pembangkit tenaga nuklir

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Thorcon Power Indonesia (PMA) kini menanti langkah pemerintah dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/Thorium (PLTN/PLTT) di Indonesia.

Direktur Operasi Thorcon Bob S. Effendi mengungkapkan, pihaknya berharap dalam setahun atau dua tahun ke depan sudah ada keputusan dari pemerintah untuk kebijakan yang bakal dilakukan. "Karena Kami adalah swasta tidak dapat terus menerus menunggu Pemerintah tanpa ada kejelasan," kata Bob kepada Kontan, Minggu (28/11).

Bob mengungkapkan, jika nantinya belum ada titik cerah, bukan tak mungkin pihaknya akan mengalihkan investasi PLTT ke negara lain. Kehadiran proyek ini diperkirakan bakal mendatangkan investasi mencapai Rp 17 Triliun dan menghasilkan listrik murah serta membangun industri teknologi tinggi yang akan mempekerjakan lebih dari 5000 orang.  

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam rencana kebijakan pemanfaatan EBT ke depannya merencanakan pembangkit nuklir baru akan masuk sistem kelistrikan pada tahun 2045-2049 mendatang. Hal ini tertuang dalam peta jalan menuju nol emisi karbon 2021-2050.

"Commercial operation date (COD) pertama untuk PLTN rencanakan mulai 2049 dan ini bisa dipercepat. Kita punya target mencapai 40 GW di 2060," ujar Rida dalam diskusi virtual, belum lama ini.

Baca Juga: Target PLTN diperkirakan mencapai 40 GW di akhir tahun 2060

Kendati demikian, Thorcon cukup optimis rencana implementasi PLTN bisa dilakukan lebih cepat dari rencana yang ada. "Kami yakin Pemerintah akan berubah setelah proposal kami ajukan dan memajukan jadwal nuklir masuk Grid ke 2030 - 2035 dimana akan matching dengan jadwal kami," tegas Bob.

Bob mengungkapkan, salah satu keunggulan dari PLTN/PLTT yakni lewat pembiayaan investasi yang tidak membebani APBN. Bob menjelaskan, kehadiran PLTT dapat menggantikan pembangkit batubara dengan capacity factor mencapai lebih dari 90% serta memiliki keekonomian di kisaran US$ 6 sen per kWh.

Adapun, Thorcon kini tengah melakukan 4 kajian yang diminta oleh pemerintah dan ditargetkan rampung pada pertengahan 2022. "Kami berharap dapat dijadikan pertimbangan untuk menjadikan PLTT (sebagai) Program Strategis Nasional (PSN)," jelas Bob.

Bob melanjutkan, Thorcon baru saja menyelesaikan survei penerimaan masyarakat yang diklaim hasilnya sangat positif. Selain itu, dilakukan pula kajian akademis nuklir sebagai Energi Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan serta Studi Tapak tahap 1 dan dalam proses memulai kajian keselamatan bersama Bapeten dan UGM. 

"Kami juga bulan Februari 2022 akan melakukan peresmian laboratorium bahan bakar kerja sama dengan ITB dimana kami akan melakukan penelitian selama 5 tahun ke depan," pungkas Bob.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×