kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

The Fed Cukup Agresif Meningkatkan Suku Bunga, Ini yang Dikhawatirkan Sri Mulyani.


Jumat, 29 Juli 2022 / 07:30 WIB
The Fed Cukup Agresif Meningkatkan Suku Bunga, Ini yang Dikhawatirkan Sri Mulyani.

Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mulai cukup agresif dalam meningkatkan suku bunga kebijakannya. Tak hanya The Fed, bank-bank sentral negara lain juga mulai mengikuti jejak untuk mengetatkan kebijakan suku bunga. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku, ini memberi tekanan terhadap pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia. “Tetap perlu diwaspadai pengaruh normalisasi kebijakan moneter global pada peningkatan cost of fund,” tegasnya dalam paparan APBN KiTa, Rabu (27/7). 

Peningkatan suku bunga kebijakan ini juga kemudian melecut peningkatan imbal hasil surat utang pemerintah AS atau US Treasury, yang mau tak mau imbal hasil surat berharga negara (SBN) harus mengikuti. 

Baca Juga: Bunga The Fed Naik, Ada Aliran Modal Asing Masuk ke SBN

Dengan kondisi tersebut, dirinya mengaku akan terus memantau kondisi pasar dan melakukan penyesuaian strategi pembiayaan yang tepat. Ia pun sudah menyusun beberapa penyesuaian strategi pembiayaan melalui utang di tahun 2022. 

Hal ini dengan mengoptimalkan SBN domestik, salah satunya pelaksanaan sinergi dengan Bank Indonesia (BI) lewat skema burden sharing. Dalam hal ini, BI sudah membantu pemerintah membeli SBN lewat surat keputusan bersama (SKB) III yang hingga bulan Juli 2022 sudah mencapai Rp 21,87 triliun. 

Pemerintah juga akan menyesuaikan target lelang SBN, penyesuaian target SBN valas dengan mempertimbangkan kondisi dinamika pasar keuangan, target SBN ritel yang tetap tinggi sambil terus meningkatkan partisipasi investor domestik, serta fleksibilitas pinjaman program dengan mempertimbangkan kondisi kas dan penyiapan buffer 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×